• Jakarta - Tim putra Korea Selatan merebut tiket ke final setelah mengalahkan Chinese Taipei dalam laga yang ketat 3-2 (20-25, 25-20, 25-16, 20-25, 15-12) dalam pertandingan semifinal yang berlangsung di Tennis Indoor, GBK, Jakarta, Kamis malam.

    Dengan kemenangan ini, Korea Selatan akan melawan Iran untuk memperebutkan emas cabang bola voli putra dalam partai final yang akan berlangsung pada Sabtu (1/9).

    Laga sudah berjalan ketat sejak awal pada set pertama, yang ditandai oleh aksi berbalas serangan kedua tim, yang sebelumnya sudah bertemu di penyisihan Pool D.

    Korea Selatan sempat unggul sementara setelah spike Jeon Kwangin menjadikan skor 9-8, namun pengembalian bola Hong-Jie Liu menjadikan posisi 13-12 untuk Chinese Taipei.

    Sengitnya pertarungan terus berlanjut, terutama setelah Chinese Taipei unggul 18-15 setelah Yi-Huei Lin dan Tsung-Hsuan Wu melakukan blok yang menghasilkan angka.

    Chinese Taipei yang mendominasi langsung menutup set pertama 25-20 setelah spike kapten Chien-Chen Chen gagal diantisipasi pertahanan Korea Selatan.

    Pada awal set kedua, aksi saling susul menyusul angka terjadi diantara kedua tim, hingga Korea Selatan memimpin 8-7 sebelum "technical time out" yang pertama.

    Korea Selatan mulai menjauh 13-10 setelah spike Jeon Kwangin masuk ke bidang lapangan Chinese Taipei yang kosong.

    Perlawanan Chinese Taipei yang ketat, membuat skor sempat menipis 16-18, terutama setelah spike Sungmin Moon melebar.

    Namun, tim asuhan Kim Hochul tidak membiarkan Chinese Taipei untuk mengejar, dan meraih set kedua 25-20, melalui spike menyilang Jeon Kwangin.

    Ketatnya perolehan angka seperti di dua set pertama, juga terjadi pada awal set ketiga, melalui adu spike kedua tim yang saling menembus pertahanan lawan.

    Meski demikian, Chinese Taipei mulai menghadapi rapatnya blok-blok Korea Selatan yang membuat Sungmin Moon dan kawan-kawan langsung memimpin 14-8.

    Setelah itu, kepercayaan diri Chinese Taipei langsung runtuh dan membuat Korea Selatan dengan cepat menutup set ketiga 25-16.

    Pada awal set keempat, Chinese Taipei mulai bangkit dari tekanan Korea Selatan, melalui permainan apik Tsung-Hsuan Wu, yang memberikan keunggulan 11-7.

    Semangat tim asuhan Chen Yu-An yang membara dalam periode ini, menyulitkan Korea Selatan, dan membuat Chinese Taipei langsung unggul 19-14.
    Chinese Taipei tidak menyia-nyiakan peluang untuk terus unggul dan meraih set keempat 25-20 melalui spike keras Hung-Min Liu.

    Laga di semifinal ini semakin sengit, terutama setelah spike kapten Chien-Chen Chen memberikan keunggulan bagi Chinese Taipei 7-5.
    Serangan berturut-turut Korea Selatan yang diakhiri spike Seo Jaeduck, menipiskan ketertinggalan tim negeri gingseng tersebut 10-11.

    Setelah itu, Korea Selatan justru sanggup membalikan keadaan dan Seo Jaeduck juga yang memberikan poin kemenangan 15-12 untuk menutup set kelima.

    Tercatat sebagai bintang pertandingan ini adalah Sungmin Moon yang mencatatkan 18 spike, Jeon Kwangin yang membuat 14 spike dan Seo Jaeduck yang membukukan 13 spike.

    Sedangkan, pemain terbaik dari Chinese Taipei adalah Hung-Min Liu yang membuat 12 spike serta Tsung-Hsuan Wu dan Hong-Jie Liu yang sama-sama mencatatkan 10 spike.(antara)

    Korea Selatan Rebut Tiket Final

    0
  • Lausanne, Swiss - Sebanyak 24 tim teratas dunia menyatakan diri siap berlaga di putaran Final FIVB Volleyball Men's World Championship 2018, yang akan dimulai hanya dalam waktu kurang dari dua minggu di beberapa kota di Italia dan Bulgaria.

    Seluruh tim yang berpartisipasi sudah diputuskan pada akhir tahun lalu. Dengan sepuluh tim yang lolos dari Eropa, ditambah lima dari Amerika Utara, Amerika Tengah dan Karibia (NORCECA), empat dari Asia, tiga dari Afrika dan dua dari Amerika Selatan.

    Slovenia mendapatkan tiket pertama di depan pendukungnya sendiri saat mereka menyapu bersih semua kemenangan atas lawan-lawannya di Ljubljana pada kualifikasi Eropa untuk tiket FIVB Volleyball Mens World Championship 2018. Menemani Polandia, sebagai juara bertahan dan tuan rumah Italia dan Bulgaria secara otomatis memastikan partisipasi mereka.

    Tapi tujuh tempat Eropa tersisa diperebutkan setelah tiga putaran kompetisi yang melelahkan. Akhirnya Prancis, Belanda, Slovenia, Rusia, Serbia dan Finlandia berhasil merebut tiket pada putaran kedua. Dan Belgia kemudian menyusul dari babak ketiga kualifikasi Eropa pada Juli 2017.

    Di NORCECA Amerika Serikat, Republik Dominika dan Kanada yang menduduki peringkat 1-2-3 di Kejuaraan NORCECA untuk mengambil tiga tiket pertama ke Kejuaraan Dunia. Kemudian Puerto Rico dan Kuba menyusul melalui turnamen kualifikasi khusus yang diadakan di tengah Badai Irma yang dahsyat.

    Di zona Asia ada dua pool kualifikasi untuk memilih empat tim ke turnamen unggulan federasi internasional FIVB 2018 ini. Iran dan Cina mengklaim tiket dari satu pool, serta Jepang dan Australia bergabung dengan mereka dari pool yang lain.

    Tunisia, Mesir dan Kamerun yang berhasil menduduki peringkat 1-2-3 di Kejuaraan antar negara se Afrika tahin 2017 mengisi tiga tempat zona Afrika di Kejuaraan Dunia ini.

    Dan dari Amerika Selatan, Brasil yang menjadi juara pertama interkontinental 2017 dan Argentina sebagai pemenang Turnamen Kualifikasi Amerika Selatan menggenapi 24 tim di kejuaraan FIVB Volleyball Men's World Championship 2018.

    Kini 24 tim akan berlomba-lomba untuk membuktikan diri sebagai yang terbaik planet bumi di hadapan penonton dunia. Pertandingan pertama dimulai pada 9 September dengan pertandingan pembukaan di kota Roma dimana Italia akan menjadi tuan rumah menghadapi Jepang. Kejuaraan Dunia 2018 berlangsung hingga 30 September ketika Turin akan mendapat jatah menjadi tuan rumah grand final.

    24 Tim Siap Bertarung Jadi Yang Terbaik Di Dunia

    0


  • Jakarta - Kapten timnas voli putri Indonesia, Amalia Fajrina Nabila, tak kaget dengan kekalahan 0-3 yang diterima dari Korea Selatan pada babak perempat final Asian Games 2018. Menurut Amalia, Korea Selatan memang lawan yang levelnya jauh di atas Indonesia.

    Pada pertandingan yang digelar di Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Indonesia awalnya mampu mengimbangi permainan Korea Selatan pada set pertama. Namun, pasukan Mohamad Ansori harus mengakui kekalahan  22-25. Pada set kedua, Korea semakin tampil menggila dan berhasil meraih kemenangan 25-13.

    Pada set ketiga, Indonesia sempat memberikan perlawanan sengit. Namun, tetap saja Korea mampu mengimbanginya dan menutup pertandingan dengan kemenangan 25-18. 

    "Ya mau gimana lagi, mereka sudah pasti levelnya beda dengan kami. Asian Games 2014 mereka juara setelah mengalahkan Jepang. Akan tetapi, saya sih bangga dengan semangat rekan-rekan yang luar biasa," kata Amalia seusai pertandingan.

    Lebih lanjut, Amalia mengaku mencoba mengambil hikmah di balik kekalahan dari Korea Selatan. Menurut dia, pengalaman ini sangat berharga karena bisa mencuri ilmu dari tim yang pemainnya sudah malang melintang di dunia voli internasional.

    "Mereka tim-tim yang pemainnya bermain V-League, tGrand Prix, bahkan ikut olimpiade. Ya Alhamdulillah sih banyak pelajaran yang diambil dari teknik, mental, yang sudah pasti," ujar Amalia.

    Butuh Banyak Pengalaman

    "Pertandingan tadi menjadi pelajaran bagus buat kami karena bisa melawan tim kuat yang sudah biasa mengikuti kejuaraan dunia bahkan Olimpiade," kata Aprilia Manganang.

    Aprilia menilai Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dan pihak terkait lainnya perlu mengupayakan agar voli Indonesia lebih banyak mendapat kesempatan menambah jam terbang.

    "Pekerjaan rumah buat kita bahwa jika ingin voli Indonesia lebih berprestasi harus siap mengeluarkan dana supaya kami lebih banyak melakukan try out di luar negeri," ucapnya.

    Kekalahan ini membuat timnas voli putri Indonesia tersingkir dalam perburuan medali Asian Games 2018. Meski begitu, Amalia dkk. masih berpeluang memperebutkan posisi lima terbaik dalam pertandingan melawan Vietnam, 31 Agustus.(bola.com)

    Korea Selatan Beri Pelajaran Berharga buat Timnas Voli Putri Indonesia

    0

  • Jakarta - Kapten tim voli putri Korea Selatan, Kim Yeonkoung, mengagumi smash-smash keras yang dilepaskan spiker andalan Indonesia, Aprilia Manganang.

    Tim voli putri Tanah Air tidak bisa berbuat banyak melawan tim berstatus juara bertahan atau pemenang medali emas Asian Games 2014.
    Bermain di Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Rabu (29/8/2018), tim voli putri Indonesia takluk tiga set langsung dengan skor 22-25, 13-25, dan 18-25.

    Di pertandingan tersebut Kim Yeonkoung dibuat terkesan dengan penampilan ciamik Aprilia. Ia mengakui pukulan-pukulan keras Aprilia membuat timnya kesulitan. Aprilia merupakan penyumbang poin terbanyak Indonesia di pertandingan tersebut. Total, Aprilia menyumbang 16 poin spike dan 1 block.

    "Pertandingan ini merupakan kami pertama kami melawan Indonesia, Jadi, saya tidak tahu terlalu banyak soal permainan Indonesia," kata Kim Yeonkoung.

    "Saya pikir Indonesia memiliki tim voli putri bagus. Mereka juga memiliki seorang spiker dengan spike sangat keras," ucapnya.

    Menang atas Indonesia membuat Korsel bisa melenggang ke babak semifinal cabang bola voli Asian Games 2018. Tim putri Negeri Gingseng pun akan meladeni Thailand, Jumat (31/8/2018).

    Kapten Korea Selatan Kagumi Smash Keras Aprilia Manganang

    0

  • Palembang - Tim bola voli pantai putra Indonesia mempersembahkan satu keping medali perak dan satu medali perunggu pada Asian Games 2018.
    Medali perak didapat melalui Ade Candra Rachmawan/Muhammad Ashfiya setelah kalah dari Ahmed Janko/Cherif Samba (Qatar), 24-26, 17-21.

    Adapun medali perunggu disumbangkan oleh Gilang Ramadhan/Danangsyah Yudistira Pribadi setelah menumbangkan wakil China, Gao Peng/Li Yang, 21-15, 19-21, 15-6 pada laga yang berlangsung di Jakabaring Sport City, Palembang, Selasa (28/8/2018).

    Torehan ini menyamai pencapaian pada Asian Games 1998 di Bangkok. Namun, kali terakhir Indonesia mendapat medali perak pada Asian Games Busan 2002 lewat Agus Salim/Koko Prasetyo Darkuncoro.

    Kini, Koko menjadi sosok di belakang layar capaian medali Indonesia pada Asian Games 2018.
    "Saya mulai menjadi pelatih nasional sejak 2015. Posisi ini sebenarnya satu tanggung jawab besar bagi saya. Ketika saya stop jadi pemain, saya langsung ditunjuk untuk melatih," kata Koko.

    "Memang itu kepercayaan dari Pengurus Besar Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PB PBVSI). Saya butuh suatu pembuktian karena ketika bicara saya atlet yang bisa meraih prestasi, belum tentu pelatih juga meraih prestasi sama saat menjadi pelatih," ucap Koko.

    Menurut Koko, sejak ditunjuk sebagai pelatih, dia menanamkan kepada dirinya bahwa ketika mendapat tanggung jawab, dia akan melakukan yang terbaik.

    "Puncaknya pada Asian Games ini. Saya bisa mengembalikan prestasi yang pernah saya dapat dan dipegang oleh anak didik saya sendiri," tutur Koko.

    "Keluarga voli pantai Asia sudah melihat hasilnya. Hal ini menjadi kepuasan pribadi saya karena bisa mengembalikan prestasi Indonesia seperti itu," aku Koko.

    Namun, tim voli pantai putra Indonesia masih membidik sejumlah ajang.

    "Ketika voli pantai dipertandingkan pada SEA Games 2019, saya berharap terjadi all Indonesian final. Target pribadi saya, kami harus masuk Olimpiade," ujar Koko.

    Indonesia kali terakhir tembus Olimpiade pada 1996. Saat itu, voli pantai masih diperkenalkan sehingga setiap negara masih mencari bentuk masing-masing untuk dikembangkan.

    "Jadi, saat itu masih ada peluang. Sekarang voli pantai sudah berkembang. Negara maju semakin besar dan itu jadi tantangan buat kami bahwa saya belum sampai Olimpiade. Jadi, anak didik saya harus sampai Olimpiade," tutur Koko.

    Sukses Jadi Pemain, Pelatih Voli Pantai Putra Ingin Antar Tim Indonesia ke Olimpiade

    0
  • Jakarta - Pelatih tim voli putri Indonesia, Muhammad Anshori, menilai anak asuhnya sudah tampil luar biasa setelah ditaklukkan Korea Selatan (Korsel) pada laga perempat final cabang bola voli Asian Games 2018.

    Aprilia Manganang dkk tidak bisa berbuat banyak melawan tim berstatus juara bertahan atau pemenang medali emas Asian Games 2014.

    Bermain di Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Rabu (29/8/2018), tim voli putri Indonesia takluk tiga set langsung dengan skor 22-25, 13-25, dan 18-25.

    Kekalahan tersebut praktis membuat srikandi-srikandi Tanah Air itu mengakhiri asa untuk bisa memenangi medali di cabang bola voli.

    "Pemain sudah tampil luar biasa tanpa ada beban. Namun, Korsel bermain lebih baik dan kami cenderung dipaksa bermain bertahan," ujar Muhammad Anshori setelah pertandingan.

    "Terutama di saat kami sudah mau unggul di set pertama, banyaknya melakukan kesalahan sendiri membuat kami kembali anjlok," ucapnya.

    Meski kalah di perempat final, Indonesia masih berpeluang melewati target delapan besar karena memperebutkan posisi lima besar. Tim Merah Putih akan meladeni lawan sesama Asia Tenggara, Vietnam, yang akan berlangsung, Jumat (31/8/2018).

    Tim Voli Putri Indonesia Sudah Luar Biasa

    0
  • Jakarta - Tim bola voli putri Indonesia tidak berhasil meneruskan asa untuk bisa mendulang medali setelah dihentikan tim yang berstatus juara bertahan atau medali emas, Korea Selatan (Korsel), di babak perempat final Asian Games 2018.

    Indonesia harus mengakui kehebatan Korsel dengan skor akhir 22-25, 13-25, dan 18-25 ketika bertanding di Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Rabu (29/8/2018).

    Pertarungan ketat langsung tersaji di awal set pertama. Secara bergantian kedua tim saling mendulang poin. Perolehan poin Indonesia sempat terhenti di angka 9 dan Korsel 14 poin. Namun, penampilan Aprilia Manganang dkk kembali membaik hingga sanggup menyamakan skor 15-15 dan membalikkan keadaan menjadi 17-16. Akhirnya, berkat kematangan tim dan pengalaman bertanding Korsel mengakhiri set pertama dengan 25-22.

    Di set kedua Korea Selatan tampil lebih mendominasi dalam perolehan poin. Bahkan, sempat unggul enam poin saat unggul 12-6 dari Indonesia. Korsel semakin laju dalam mendulang poin hingga bisa unggul 16-7. Tim putri Negeri Gingseng pun kembali menuai kemenangan 25-13.

    Amalia Fajrina Nabila cs kembali memperlihatkan perjuangan keras di set ketiga dan menolak menyerah. Namun, usaha maksimal srikandi-srikandi Tanah Air ternyata belum cukup karena Korsel bermain impresif.

    Apiknya permainan kolektivitas, minim melakukan kesalahan, dan cerdas dalam menyerang membuat Indonesia akhirnya menyerah 18-25.

    Langkah Tim Voli Putri Indonesia Terhenti

    0
  • Jakarta - Pelatih voli putra Indonesia, Samsul Jais, optimistis anak asuhnya sanggup mengakhiri dominasi Thailand di cabang voli SEA Games 2019. Indonesia memang hanya sanggup melangkah hingga perempat final cabang bola voli Asian Games 2018.

    Aji Maulana dkk tak bisa melangkah ke semifinal dan berpeluang mendulang medali seusai dikalahkan Korea Selatan (Korsel) dengan skor 22-25, 18-25, dan 18-25.

    Namun, dalam proses melangkah ke perempat final, Indonesia sanggup menghentikan langkah tim kuat voli Asia Tenggara, Thailand, di babak 12 besar. Indonesia menang lewat pertarungan sengit lima set dengan skor 3-2.

    Sebelum pertemuan tersebut kedua tim sudah dua kali bertemu tahun ini dan Indonesia selalu menuai kemenangan atas Thailand. Catatan positif tersebut membuat Samsul Jais optimistis dengan masa depan tim voli putra Tanah Air di SEA Games 2019.

    "Menurut saya, pada SEA Games 2019 merupakan usia emas pemain putra sekarang. Artinya, tahun depan tim ini harus memenangi medali emas," kata Samsul Jais.

    "Sejak 2009 kami selalu kalah dari Thailand di SEA Games. Namun, kami bisa mengalahkan mereka dalam tiga pertemuan tahun ini. Nilai psikologisnya bagus sekali buat tim ini," ujar dia.

    Thailand merupakan tim voli putra yang sudah memenangi medali emas dalam lima SEA Games beruntun. Tepatnya pada SEA Games 2011 di Indonesia, Myanmar (2013), Singapura (2015), dan Malaysia (2017).

    Yakin Bisa Hentikan Dominasi Thailand Di Sea Games

    0
  • Jakarta - Tim bola voli putri Indonesia akan menantang Korea Selatan di babak perempat final Asian Games 2018 di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Rabu (29/8/2018) sore WIB.
    Indonesia melaju ke perempat final bola voli putri Asian Games 2018 dan mesti berhadapan dengan tim kuat seperti Korseal. Laga ini dijadwalkan berlangsung pukul 16.30 WIB.
    Pada pertandingan sebelumnya, tim bola voli putri Indonesia harus menelan kekalahan dari Thailand 1-3 pada Senin (27/8/2018). Hasil itu membuat Indonesia harus melawan tim unggulan seperti Korsel.
    Selain itu, terdapat tiga pertandingan perempat final bola voli putri lainnya yang digelar hari ini (29/8/2018). Namun, satu laga lainnya hanya menentukan peringkat antara Hong Kong melawan India.
    Berikut jadwal perempatfinal voli putri hari ini (29/8/2018):
    10.00WIB: Thailand VS Vietnam
    12.30WIB: Japan VS Kazakhstan
    16.30WIB: Indonesia VS Korea Selatan
    16.30 WIB: Hong Kong VS India
    19.00 WIB: Filipina VS China

    Jadwal Bola Voli Putri Asian Games 2018, Indonesia Vs Korsel

    0
  • - Copyright © Berbagi Berita Voli Nasional dan Dunia - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -