Archive for August 2018


  • Jakarta - Target tim bola voli China untuk meraih emas  pada cabang voli putri di Asian Games 2018, tinggal selangkah lagi setelah mengalahkan Jepang pada babak semifinal di arena voli di Lapangan tenis indoor Gelora Bung Karno, Jumat dengan 3 set.

    Saling kejar-kejaran skor sudah terjadi sejak awal set pertama, kedua tim saling melancarkan smes  beragam untuk membaca kelemahan lawan. Hingga sepuluh menit pertama Jepang berusaha memimpin raihan angka yang terus dikejar Ting Zhu dan kawan-kawan melalui smes cepat dan tajam.

    Berbagai upaya dilakukan anak asuh Kumi Nakada untuk menaklukan Tim China yang saling kejar-kejaran skor hingga menit kedua puluh skor sementara 15-15. Setelah time out kedua, Jepang melewati China dengan skor 18-15 hasil smes tajam Miyu Nagaoka.

    Untuk mengganjal upaya China mengejar angka pelatih Jepang Kumi Nakada melakukan pengantian dua pemain sekaligus dibagian depan, namun lagi-lagi China mengimbangi skor menjadi 22-22, hingga akhirnya China membuktikan keunggulannya dengan skor akhir 25-22.

    China mengembangkan permainan pada set kedua dengan melakukan beberapa kali blok yang menghasilkan angka dan smes tajam ke kubu Jepang, hingga time out pertama China memimpin skor 8-4. Zhu Ting dan kawan-kawan terus memperjauh jarak melalui blok dan smes tajam yang membuat Jepang kewalahan sehingga kembali mengajukan time out dengan skor 18-8.

    Permainan set kedua yang berlangsung sengit, membuat Jepang berjuang mati-matian tanpa kapten tim Nana Iwasaka yang belum dimasukan pelatih hingga set kedua. China terus melakukan pola bertahan Dan sesekali menyerang itu, menutup set kedua dengan skor 25-10.

    Ribuan penonton yang memadati arena voli, kembali disuguhi permainan cepat dengan smes tajam dari kedua kubu yang saling kejar-kejaran untuk meraih angka pada set ketiga, bahkan Jepang yang bersusah payah mengejar ketinggalan dan menyamakan skor 15-15 pada menit ke 30 set ketiga.

    Saling kejar-kejaran angka kembali terjadi, sehingga kedua tim saling bertahan dan melancarkan smes tajam untuk saling meninggalkan.

    Namun China kembali membuktikan dapat menahan beberapa kali smes tajam dari anak asuh Kumi Nakada, sehingga menghasilkan angka untuk mencatat skor sempurna menang 3 set dengan skor akhir 25-20, sehingga China melaju ke babak final melawan Thailand.(antara)

    Tim Putri China Melaju Ke Final Menantang Thailand

    1
  • Jakarta - Tim putri Thailand melaju ke babak final voli putri Asian Games 2018, setelah mengalahkan Korea Selatan pada babak semifinal di arena voli di Lapangan tenis indoor Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat dengan empat set.

    Sejak set pertama Thailand menguasai permainan dengan smes tajam ke kubu Korea Selatan, sehingga tim Korea Selatan kewalahan menahan serangan bertubi-tubi dari Thailand yang tidak pernah kalah pada babak penyisihan. Thailand akhirnya menutup permainan set pertama dengan skor 25-15.

    Set kedua Korea Selatan berusaha mengimbangi permainan dengan menutup setiap smes tajam Thailand, bahkan hingga sepuluh menit pertama Korea Selatan sempat memimpin perolehan angka. Anak asuh  Haewon Cha terus mengembangkan permainan dengan melancarkan smes-smes tajam ke arah Plemunjit Thinkaow dan kawan-kawan yang berusaha membendung serangan.

    Plemunjit Thinkaow dan kawan-kawan yang sempat kewalahan menerima serangan dari Korea Selatan yang  menghujani kubunya dengan smes tajam, pada menit ke 30 akhirnya mengejar ketinggalan melalui umpan pendek dan smes tajam yang mengasilkan angka dan menutup permainan dengan skor 25-20.

    Sedangkan pada set ketiga anak asuh Danai Sriwahcaramaytakul, lebih banyak bertahan sambil membaca pergerakan Korea Selatan yang kembali bermain cepat untuk mengejar ketinggalan. Lagi-lagi hingga pertengahan permainan Korea Selatan berusaha meninggalkan Thailand dengan skor  12-16 untuk Korea Selatan, hingga akhirnya anak asuh Haewon Cha membuktikan perjuangannya dengan skor akhir 25-20.

    Set keempat pada sepuluh menit pertama Plemujit dan kawan-kawan kewalahan menerima serangan cepat Korea Selatan dengan smes tajam bertubi-tubi, bahkan beberapa kali pemain Thailand terjungkal saat menahan serangan. Hingga babak pertengahan Korea Selatan kembali menguasai perolehan angka hingga Plemujit dan kawan-kawan membuktikan perjuangan mati-matian menutup pertandingan dengan tiket menuju final dengan skor 25-22. (Antara)

    Tim Putri Thailand Melangkah Ke Final

    1

  • Jakarta - Tim putra China mengakhiri turnamen di cabang olahraga bola voli putra pada peringkat sembilan setelah mengalahkan Arab Saudi 3-0 (25-15, 25-10, 25-17) dalam pertandingan perebutan peringkat 9-10 yang berlangsung di GOR Bulungan, Jakarta, Jumat.

    China yang dalam pertandingan perebutan posisi 7-10 kalah dari Pakistan dengan skor 2-3, masih terlihat semangat untuk melakoni partai yang digelar secara formalitas untuk menentukan peringkat ini.

    Sebaliknya dengan Arab Saudi yang sudah tidak bergairah untuk menjalani perebutan posisi 7-10 sejak mengalami kekalahan mengejutkan 1-3 dari Chinese Taipei di babak kualifikasi 12 besar.

    Semangat Arab Saudi yang hilang tersebut telah terlihat dari kekalahan 0-3 dari Thailand pada perebutan posisi 7-10, padahal tim asuhan Zharko Ristoski ini merupakan pemuncak di Pool A.

    Ambisi untuk mempersembahkan hasil terbaik bagi negara membuat Zhang Chen dan kawan-kawan langsung unggul cepat 15-7 pada set pertama, setelah spike Yu Yuantai gagal diblok pertahanan Arab Saudi.

    China yang tidak terkejar langsung mengakhiri set pertama 25-15 dalam 20 menit melalui spike Li Liye yang tidak mampu dihadang secara sempurna oleh Muwaffaq Masoud Almutairi.

    Kondisi serupa juga terjadi di set kedua, Arab Saudi yang lesu membiarkan China menyusun kreasi serangan demi serangan untuk unggul hingga 13-8 melalui spike Zhang Chen.

    Banyaknya kesalahan di pertahanan Arab Saudi yang dikomando kapten Ahmed Abdulrahman Albakheet, turut memberikan poin kepada China, hingga tim negeri tirai bambu ini mengakhiri set kedua 25-10.

    Kejar mengejar skor terlihat di awal set ketiga, karena Arab Saudi mulai keluar menyerang melalui kreasi Nawaf Abdulrahman Albakheet, meski hal tersebut hanya cukup untuk memperkecil ketertinggalan 8-10.

    Setelah itu, tim asuhan Shen Qiong tidak memberikan Arab Saudi untuk mengembangkan permainan dan langsung menutup skor 25-17, melalui spike Peng Shikun, guna kemenangan di set ketiga.

    Tercatat sebagai bintang pertandingan adalah Li Liye yang mencatatkan 11 spike, Peng Shikun yang membuat delapan spike dan Li Yuanbo yang membukukan tujuh spike.

    Sementara itu, dalam laga perebutan posisi 15-16, Nepal menang WO atas Kirgistan, karena lawan tidak hadir di GOR Bulungan.

    Dengan kemenangan ini, maka Nepal dipastikan menempati posisi 15 dan Kirgistan menduduki peringkat 16 dalam cabang olahraga bola voli putra di Asian Games 2018.(antara)

    Tim Putra China Klaim Peringkat Sembilan

    2

  • Lausanne - Tim nasional Bulgaria mengintensifkan persiapan mereka untuk Kejuaraan Dunia FIVB Volleyball Women Championship 2018 di Jepang. Singa Balkan siap untuk menguji diri mereka sendiri di sejumlah pertandingan persahabatan yang direncanakan hingga beberapa minggu ke depan guna menemukan cara untuk menjaga semangat tim yang tinggi baik di dalam maupun di luar lapangan.

    Pada fase pertama Kejuaraan Dunia, Bulgaria akan bermain di Pool B di Sapporo, bersama dengan tim dari Kanada, Cina, Kuba, Italia dan Turki. Pelatih Bulgaria Ivan Petkov dan kapten Hristina Ruseva pun serius mempersiapkan mental timnya. "Pada pandangan pertama, nama-nama lawan kami mungkin tampak menakutkan bagi para penggemar, tetapi sejalan dengan ambisi yang kita miliki dan keinginan untuk mencapai ketinggian baru, kita tidak perlu khawatir tentang itu di dalam tim," kata pelatih Ivan Petkov . “Saya tidak mengatakan itu akan mudah, tetapi kami pasti tidak takut. Penting bahwa kami menunjukkan permainan yang bagus, pertumbuhan yang baik, dan mentalitas yang tepat untuk memiliki peluang melawan tim-tim yang solid ini dan bergerak maju.” tambahnya.

    Meskipun tidak diperkuat sejumlah pemain bintang seperti Elitsa Vasileva dan Dobriana Rabadzhieva, yang akan kehilangan kesempatan tampil di Kejuaraan Dunia karena mereka tidak akan dapat sepenuhnya pulih dari cedera mereka pada waktunya untuk mempersiapkan event bola voli terbesar di musim ini, pelatih Petkov memiliki alasan untuk percaya diri. Sejak ia mengambil alih tim nasional sebelum dimulainya musim ini, Bulgaria telah memiliki (hampir) semua modal sempurna dalam perjalanan untuk naik podium di kedua turnamen besar yaitu Liga Emas Eropa CEV dan Piala Voli Challenger FIVB, sehingga mengamankan tempat utama di Volleyball Nations League tahun ini. Mereka berharap bahwa hasil yang baik di Jepang akan menempatkan mereka pada posisi yang menguntungkan untuk menargetkan kuota Olimpiade untuk Tokyo 2020.

    Setelah melanjutkan persiapan mereka untuk Kejuaraan Dunia pada 17 Juli di Sofia, pada 30 Juli 19 anggota skuad diperpanjang pindah ke Panagyurishte, di mana mereka berlatih di Arena Asarel. Selain mereka yang bertarung memperebutkan dua piala bergengsi awal musim ini, Ivan Petkov meminta beberapa talenta muda untuk bergabung dalam daftar tersebut.

    "Ya, beberapa pemain kunci kami hilang, tetapi kami memiliki alternatif dan kami harus menemukan solusi baru," tambah Ivan Petkov.

    "Lagi pula, bagi semua pemain ini adalah kehormatan besar dalam persaingan untuk timnas Bulgaria dan saya yakin mereka akan memberikan yang terbaik dan berkontribusi kuat untuk upaya tim." Imbuh Petkov.

    Membangun semangat tim adalah elemen kunci untuk melatih pendekatan Petkov dalam melatih skuad. "Kami merasa luar biasa, kami bersatu dan termotivasi dengan baik menjelang Kejuaraan Dunia," kata Middle Blocker Hristina Ruseva, yang juga kapten tim Bulgaria,.

    “Kami berlatih di aula baru yang bagus. Kondisinya sangat bagus! Kami memiliki hak istimewa untuk melakukan persiapan fisik kami di bawah bimbingan pelatih konduktor terkenal Julian Karabiberov, yang telah mengabdikan seluruh waktunya untuk kami. Bahkan selama waktu istirahat antara latihan, para pemain telah membuktikan bahwa upaya tim membantu menghasilkan hasil yang diinginkan. Setelah menemukan anak anjing tunawisma kecil, tersesat di jalan-jalan di sekitar hotel mereka di Panagyurishte, mereka mengambilnya dan sejak saat itu telah merawatnya bersama. Mereka bahkan meluncurkan kampanye media sosial untuk menemukan rumah baru bagi Ayra kecil. Kami akhirnya lega karena kami menemukan orang-orang yang baik untuk mengadopsi dan merawat Ayra maskot baru kami setelah kami meninggalkan kamp," tambah kapten Ruseva.

    "Saya juga senang, karena kami semua mengambil hati nasib anak anjing kecil ini dan ini semakin memupuk semangat tim kami." Semangat Ruseva.

    Dengan semangat tim yang baru diperkuat ini, skuad kini siap untuk pertandingan persahabatan melawan Belgia, yang berlangsung pada 9 Agustus dan 10 di Panagyurishte. Kemudian Lionesses melakukan perjalanan ke Azerbaijan untuk tiga pertandingan melawan tuan rumah pada 17, 18 dan 19 Agustus 2018.

    Perjalanan ke Italia akan memberi kesempatan tim Bulgaria untuk menguji kemampuan mereka melawan Turki, Kanada dan Jerman pada 29 Agustus, 30 dan 31 .


    Sebelum berangkat ke Jepang di Kejuaraan Dunia, anak asuh Ivan Petkov akan memainkan dua pertandingan persahabata melawan Serbia pada tanggal 6 dan 7 September di Bosnia dan Herzegovina. Bahkan setelah mereka tiba di Jepang pertengahan September, Bulgaria akan memainkan dua pertandingan melawan Republik Dominika sebelum awal resmi dari pertandingan pertama mereka di Kejuaraan Dunia pada 29 September melawan Italia.

    Persiapan Bulgaria Di FIVB Women World Championship 2018

    2

  • Jakarta - Atlet tim bola voli indoor putri Indonesia, Berllian Marsheilla, menyebut kekalahan timnya dari Vietnam disebabkan karena para pemain lawan mampu tampil lebih ulet.

    Indonesia harus mengakui keunggulan Vietnam pada laga perebutan posisi ke-5 dan ke-6 Asian Games 2018 di Tennis Indoor, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada Jumat (31/8/2018). Berlian Marsheila dkk dikalahkan Vietnam dengan skor 1-3 (27-29, 25-18, 22-25, dan 22-25).

    Bagi Sheila, panggilan Berlian Marsheila, hasil itu jelas sangat mengecewakan karena sebetulnya Indonesia  pernah menaklukkan Vietnam pada beberapa pertemuan sebelumnya.

    "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, meminimalisir kekurangan, tetapi memang apa daya. Kami tadi memang enggak siap, dan Vietnam bermain ulet sekali," ujar Sheila.

    "Terakhir kami bertemu Vietnam di Kazakstan, dan saat itu kami menang. Seharusnya kami sudah hafal permainan mereka, tetapi ternyata hasilnya di luar dugaan. Performa mereka lebih bagus daripada pertemuan terakhir," tutur dia.

    Perempuan 28 tahun ini kemudian menjelaskan, pada laga tadi para pemain Vietnam bisa mengatasi bola-bola sulit.

    Ketika Vietnam menyerang, kata Sheila, kubu Indonesia tidak siap. Banyak yang seharusnya tergolong bola mudah, Indonesia malah membuat kesalahan.

    "Kami malah bermain di bawah tekanan. Tadi banyak banget melakukan kesalahan," ujar Berlian Marsheila. (bolasport.com)

    Vietnam Bermain Ulet Kami Tidak Siap

    0

  • Jakarta - Tim voli putri Indonesia kalah 27-29, 25-18, 22-25, dan 22-25 (1-3) dari Vietnam, dalam laga lolos ke posisi lima besar Asian Games 2018, di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Jumat (31/8/2018).

    Kekalahan ini membuat Tim Indonesia hanya akan memperebutkan posisi tujuh dan delapan terbaik. Sementara itu, Vietnam lolos ke peringkat lima besar dan akan menghadapi pemenang antara Filipina atau Kazakhstan.

    Bermain di hadapan pendukung sendiri, Indonesia mendapat perlawanan sengit dari Vietnam. Spike keras hingga blocking yang dilancarkan pemain-pemain Vietnam kerap merepotkan Wilda Siti Nurfadhilah dkk.

    Tim Indonesia pun tak berdaya pada set pertama. Meski sempat mengejar perolehan poin Vietnam, Indonesia menyerah 27-29 dalam pertarungan selama 31 menit pada set pertama.

    Masuk set kedua, Tim voli putri Indonesia coba bangkit. Hasilnya, Indonesia berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1, setelah pada set kedua memetik kemenangan 25-18.

    Akan tetapi, Indonesia gagal mempertahankan penampilan bagus tersebut. Tim voli putri Indonesia di Asian Games 2018 pun menyerah 1-3 dari Vietnam, setelah dalam dua set terakhir menyerah 22-25 dan 22-25.(bola.com)

    Indonesia Takluk Dari Vietnam

    1

  • Belanda - Setelah pertandingan persahabatan melawan Italia, Prancis, dan Brasil awal bulan ini, pelatih Belanda Gido Vermeulen dan stafnya kembali mengatur pertandingan persahabatan melawan Belgia dan Argentina sebagai persiapan untuk Kejuaraan Dunia FIVB Volleyball Men's World Championship 2018.


    "Ini adalah persiapan ideal bagi kami dalam hal pertandingan," kata Vermeulen. Untuk pertama kalinya sejak tahun 2002, tim Belanda akan kembali ke FIVB Volleyball World Championships untuk bersaing dengan tim-tim voli putra terbaik di dunia. Belanda berada satu grup dengan Brasil, Kanada, China, Mesir dan Prancis di Pool B dan akan memainkan pertandingan pertama mereka melawan Kanada pada 12 September 2018.

    Vermeulen menerapkan program pelatihan yang keras bagi para pemain Belanda untuk mempersiapkan timnya pada turnamen yang panjang dan sangat ketat.

    “Kami tidak ingin melakukan banyak perjalanan jauh dalam beberapa minggu terakhir sebelum Kejuaraan Dunia, tetapi kami masih harus memperbanyak pertandingan persahabatan yang berkualitas” Kata Vermeulen.

    “Sangat bagus bahwa federasi nasional telah menyiapkan program pelatihan dan uji tanding yang berkualitas untuk kami di negeri sendiri. Kami akan memainkan persahabatan melawan Belgia dua kali dengan format komposisi pemain yang berbeda di setiap pertandingan,” kata Vermeulen saat persiapan pertandingan persahabatan melawan Belgia yang terjadwal pada 31 Agustus dan 1 September.

    “Kami juga akan bermain melawan Argentina pada 6 dan 8 September 2018. Argentina adalah lawan yang sangat kuat. Mereka benar-benar menjadi salah satu di antara tim-tim terbaikbdi dunia. Itu akan menjadi ujian akhir yang sangat bagus bagi kita sebelum Kejuaraan Dunia. Sangat penting dalam persiapan untuk memainkan pertandingan tersebut melawan lawan yang kuat. Luar biasa bermain melawan tim semacam itu di depan pendukung sendiri. Ini juga fantastis untuk melihat sampai dimana kualitas kita sebagai tim sebelum Kejuaraan Dunia.” tutup Vermeulen.
     

    Gido Vermeulen Perbanyak Uji Coba Tanding Jelang FIVB Men's World Championship

    0

  • Jakarta  - Tim bola voli putra Iran berpeluang mempertahankan gelar juara dan merebut tiket ke final setelah mengalahkan Qatar 3-0 (25-23, 25-19, 25-18) dalam pertandingan semifinal yang berlangsung di Tennis Indoor, GBK, Jakarta, Kamis malam.

    Dengan kemenangan ini, Iran mendapatkan kesempatan untuk mempertahankan emas, yang diperoleh di Asian Games Incheon 2014, dalam partai final melawan Korea Selatan yang berlangsung pada Sabtu (1/9).

    Tanda-tanda Iran akan memperoleh kemenangan telak tidak terlihat pada awal dimulainya pertandingan, karena Qatar masih memberikan perlawanan sengit.

    Meski demikian, spike Seyedmohammad Mousavieraghi memberikan keunggulan sementara 12-11 bagi Iran pada awal set pertama.
    Iran masih memimpin 16-15 setelah Ndir Sadikh gagal mengantisipasi servis Ali Shafiei, jelang "technical time out" yang kedua.

    Pemain naturalisasi Qatar, Renan Ribeiro, yang beberapa kali menyulitkan pertahanan Iran, sempat memperkecil ketertinggalan 19-20.

    Namun, Iran yang belum kehilangan satu set pun selama turnamen, tidak lagi terkejar dan menutup set pertama 25-23, berkat spike Amir Ghafour.
    Iran yang tidak mengendorkan serangan terus melaju 10-5 pada awal set kedua, terutama karena pengembalian bola dari Qatar yang kurang sempurna.

    Tim asuhan Igor Kolakovic terus menambah keunggulan 13-10, melalui spike dari Morteza Sharifi yang gagal ditahan pertahanan Qatar. 
    Pengembalian bola pertama Qatar yang buruk serta rapatnya pertahanan Iran, membuat Amir Ghafour dan kawan-kawan langsung meraih set kedua 25-19.

    Gempuran Iran ke pertahanan Qatar tidak terhenti pada set ketiga, hingga pemegang emas Asian Games Incheon 2014 ini unggul 21-15, setelah servis pemain naturalisasi Nikola Vasic melebar.

    Banyaknya kesalahan maupun antisipasi yang buruk dari pemain Qatar, makin mempercepat kelolosan Iran ke partai final.

    Iran merebut set ketiga 25-18, setelah spike keras Mubarak Hammad tidak mampu melewati blok Milad Ebadipour Gharahassanlou dan Ali Shafiei.

    Tercatat sebagai bintang pertandingan kali ini adalah Amir Ghafour yang membukukan 16 spike, Milad Ebadipour Gharahassanlou yang mencatatkan sembilan spike dan Seyed mohammad Mousavieraghi yang membuat tujuh spike.

    Secara keseluruhan, pertandingan semifinal ini berjalan dengan antiklimaks dan jauh berbeda dengan laga Korea Selatan melawan Chinese Taipei yang lebih ketat. 

    Meski pada pertandingan perempat final, Qatar sudah habis-habisan ketika mengalahkan Jepang 3-2, permainan tim asuhan Camilo Soto ini cukup mengejutkan.(antara)

    Maju Ke Final, Iran Berpeluang Pertahankan Medali Emas

    0
  • Jakarta - Tim putra Korea Selatan merebut tiket ke final setelah mengalahkan Chinese Taipei dalam laga yang ketat 3-2 (20-25, 25-20, 25-16, 20-25, 15-12) dalam pertandingan semifinal yang berlangsung di Tennis Indoor, GBK, Jakarta, Kamis malam.

    Dengan kemenangan ini, Korea Selatan akan melawan Iran untuk memperebutkan emas cabang bola voli putra dalam partai final yang akan berlangsung pada Sabtu (1/9).

    Laga sudah berjalan ketat sejak awal pada set pertama, yang ditandai oleh aksi berbalas serangan kedua tim, yang sebelumnya sudah bertemu di penyisihan Pool D.

    Korea Selatan sempat unggul sementara setelah spike Jeon Kwangin menjadikan skor 9-8, namun pengembalian bola Hong-Jie Liu menjadikan posisi 13-12 untuk Chinese Taipei.

    Sengitnya pertarungan terus berlanjut, terutama setelah Chinese Taipei unggul 18-15 setelah Yi-Huei Lin dan Tsung-Hsuan Wu melakukan blok yang menghasilkan angka.

    Chinese Taipei yang mendominasi langsung menutup set pertama 25-20 setelah spike kapten Chien-Chen Chen gagal diantisipasi pertahanan Korea Selatan.

    Pada awal set kedua, aksi saling susul menyusul angka terjadi diantara kedua tim, hingga Korea Selatan memimpin 8-7 sebelum "technical time out" yang pertama.

    Korea Selatan mulai menjauh 13-10 setelah spike Jeon Kwangin masuk ke bidang lapangan Chinese Taipei yang kosong.

    Perlawanan Chinese Taipei yang ketat, membuat skor sempat menipis 16-18, terutama setelah spike Sungmin Moon melebar.

    Namun, tim asuhan Kim Hochul tidak membiarkan Chinese Taipei untuk mengejar, dan meraih set kedua 25-20, melalui spike menyilang Jeon Kwangin.

    Ketatnya perolehan angka seperti di dua set pertama, juga terjadi pada awal set ketiga, melalui adu spike kedua tim yang saling menembus pertahanan lawan.

    Meski demikian, Chinese Taipei mulai menghadapi rapatnya blok-blok Korea Selatan yang membuat Sungmin Moon dan kawan-kawan langsung memimpin 14-8.

    Setelah itu, kepercayaan diri Chinese Taipei langsung runtuh dan membuat Korea Selatan dengan cepat menutup set ketiga 25-16.

    Pada awal set keempat, Chinese Taipei mulai bangkit dari tekanan Korea Selatan, melalui permainan apik Tsung-Hsuan Wu, yang memberikan keunggulan 11-7.

    Semangat tim asuhan Chen Yu-An yang membara dalam periode ini, menyulitkan Korea Selatan, dan membuat Chinese Taipei langsung unggul 19-14.
    Chinese Taipei tidak menyia-nyiakan peluang untuk terus unggul dan meraih set keempat 25-20 melalui spike keras Hung-Min Liu.

    Laga di semifinal ini semakin sengit, terutama setelah spike kapten Chien-Chen Chen memberikan keunggulan bagi Chinese Taipei 7-5.
    Serangan berturut-turut Korea Selatan yang diakhiri spike Seo Jaeduck, menipiskan ketertinggalan tim negeri gingseng tersebut 10-11.

    Setelah itu, Korea Selatan justru sanggup membalikan keadaan dan Seo Jaeduck juga yang memberikan poin kemenangan 15-12 untuk menutup set kelima.

    Tercatat sebagai bintang pertandingan ini adalah Sungmin Moon yang mencatatkan 18 spike, Jeon Kwangin yang membuat 14 spike dan Seo Jaeduck yang membukukan 13 spike.

    Sedangkan, pemain terbaik dari Chinese Taipei adalah Hung-Min Liu yang membuat 12 spike serta Tsung-Hsuan Wu dan Hong-Jie Liu yang sama-sama mencatatkan 10 spike.(antara)

    Korea Selatan Rebut Tiket Final

    0
  • Lausanne, Swiss - Sebanyak 24 tim teratas dunia menyatakan diri siap berlaga di putaran Final FIVB Volleyball Men's World Championship 2018, yang akan dimulai hanya dalam waktu kurang dari dua minggu di beberapa kota di Italia dan Bulgaria.

    Seluruh tim yang berpartisipasi sudah diputuskan pada akhir tahun lalu. Dengan sepuluh tim yang lolos dari Eropa, ditambah lima dari Amerika Utara, Amerika Tengah dan Karibia (NORCECA), empat dari Asia, tiga dari Afrika dan dua dari Amerika Selatan.

    Slovenia mendapatkan tiket pertama di depan pendukungnya sendiri saat mereka menyapu bersih semua kemenangan atas lawan-lawannya di Ljubljana pada kualifikasi Eropa untuk tiket FIVB Volleyball Mens World Championship 2018. Menemani Polandia, sebagai juara bertahan dan tuan rumah Italia dan Bulgaria secara otomatis memastikan partisipasi mereka.

    Tapi tujuh tempat Eropa tersisa diperebutkan setelah tiga putaran kompetisi yang melelahkan. Akhirnya Prancis, Belanda, Slovenia, Rusia, Serbia dan Finlandia berhasil merebut tiket pada putaran kedua. Dan Belgia kemudian menyusul dari babak ketiga kualifikasi Eropa pada Juli 2017.

    Di NORCECA Amerika Serikat, Republik Dominika dan Kanada yang menduduki peringkat 1-2-3 di Kejuaraan NORCECA untuk mengambil tiga tiket pertama ke Kejuaraan Dunia. Kemudian Puerto Rico dan Kuba menyusul melalui turnamen kualifikasi khusus yang diadakan di tengah Badai Irma yang dahsyat.

    Di zona Asia ada dua pool kualifikasi untuk memilih empat tim ke turnamen unggulan federasi internasional FIVB 2018 ini. Iran dan Cina mengklaim tiket dari satu pool, serta Jepang dan Australia bergabung dengan mereka dari pool yang lain.

    Tunisia, Mesir dan Kamerun yang berhasil menduduki peringkat 1-2-3 di Kejuaraan antar negara se Afrika tahin 2017 mengisi tiga tempat zona Afrika di Kejuaraan Dunia ini.

    Dan dari Amerika Selatan, Brasil yang menjadi juara pertama interkontinental 2017 dan Argentina sebagai pemenang Turnamen Kualifikasi Amerika Selatan menggenapi 24 tim di kejuaraan FIVB Volleyball Men's World Championship 2018.

    Kini 24 tim akan berlomba-lomba untuk membuktikan diri sebagai yang terbaik planet bumi di hadapan penonton dunia. Pertandingan pertama dimulai pada 9 September dengan pertandingan pembukaan di kota Roma dimana Italia akan menjadi tuan rumah menghadapi Jepang. Kejuaraan Dunia 2018 berlangsung hingga 30 September ketika Turin akan mendapat jatah menjadi tuan rumah grand final.

    24 Tim Siap Bertarung Jadi Yang Terbaik Di Dunia

    0


  • Jakarta - Kapten timnas voli putri Indonesia, Amalia Fajrina Nabila, tak kaget dengan kekalahan 0-3 yang diterima dari Korea Selatan pada babak perempat final Asian Games 2018. Menurut Amalia, Korea Selatan memang lawan yang levelnya jauh di atas Indonesia.

    Pada pertandingan yang digelar di Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Indonesia awalnya mampu mengimbangi permainan Korea Selatan pada set pertama. Namun, pasukan Mohamad Ansori harus mengakui kekalahan  22-25. Pada set kedua, Korea semakin tampil menggila dan berhasil meraih kemenangan 25-13.

    Pada set ketiga, Indonesia sempat memberikan perlawanan sengit. Namun, tetap saja Korea mampu mengimbanginya dan menutup pertandingan dengan kemenangan 25-18. 

    "Ya mau gimana lagi, mereka sudah pasti levelnya beda dengan kami. Asian Games 2014 mereka juara setelah mengalahkan Jepang. Akan tetapi, saya sih bangga dengan semangat rekan-rekan yang luar biasa," kata Amalia seusai pertandingan.

    Lebih lanjut, Amalia mengaku mencoba mengambil hikmah di balik kekalahan dari Korea Selatan. Menurut dia, pengalaman ini sangat berharga karena bisa mencuri ilmu dari tim yang pemainnya sudah malang melintang di dunia voli internasional.

    "Mereka tim-tim yang pemainnya bermain V-League, tGrand Prix, bahkan ikut olimpiade. Ya Alhamdulillah sih banyak pelajaran yang diambil dari teknik, mental, yang sudah pasti," ujar Amalia.

    Butuh Banyak Pengalaman

    "Pertandingan tadi menjadi pelajaran bagus buat kami karena bisa melawan tim kuat yang sudah biasa mengikuti kejuaraan dunia bahkan Olimpiade," kata Aprilia Manganang.

    Aprilia menilai Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dan pihak terkait lainnya perlu mengupayakan agar voli Indonesia lebih banyak mendapat kesempatan menambah jam terbang.

    "Pekerjaan rumah buat kita bahwa jika ingin voli Indonesia lebih berprestasi harus siap mengeluarkan dana supaya kami lebih banyak melakukan try out di luar negeri," ucapnya.

    Kekalahan ini membuat timnas voli putri Indonesia tersingkir dalam perburuan medali Asian Games 2018. Meski begitu, Amalia dkk. masih berpeluang memperebutkan posisi lima terbaik dalam pertandingan melawan Vietnam, 31 Agustus.(bola.com)

    Korea Selatan Beri Pelajaran Berharga buat Timnas Voli Putri Indonesia

    0

  • Jakarta - Kapten tim voli putri Korea Selatan, Kim Yeonkoung, mengagumi smash-smash keras yang dilepaskan spiker andalan Indonesia, Aprilia Manganang.

    Tim voli putri Tanah Air tidak bisa berbuat banyak melawan tim berstatus juara bertahan atau pemenang medali emas Asian Games 2014.
    Bermain di Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Rabu (29/8/2018), tim voli putri Indonesia takluk tiga set langsung dengan skor 22-25, 13-25, dan 18-25.

    Di pertandingan tersebut Kim Yeonkoung dibuat terkesan dengan penampilan ciamik Aprilia. Ia mengakui pukulan-pukulan keras Aprilia membuat timnya kesulitan. Aprilia merupakan penyumbang poin terbanyak Indonesia di pertandingan tersebut. Total, Aprilia menyumbang 16 poin spike dan 1 block.

    "Pertandingan ini merupakan kami pertama kami melawan Indonesia, Jadi, saya tidak tahu terlalu banyak soal permainan Indonesia," kata Kim Yeonkoung.

    "Saya pikir Indonesia memiliki tim voli putri bagus. Mereka juga memiliki seorang spiker dengan spike sangat keras," ucapnya.

    Menang atas Indonesia membuat Korsel bisa melenggang ke babak semifinal cabang bola voli Asian Games 2018. Tim putri Negeri Gingseng pun akan meladeni Thailand, Jumat (31/8/2018).

    Kapten Korea Selatan Kagumi Smash Keras Aprilia Manganang

    0

  • Palembang - Tim bola voli pantai putra Indonesia mempersembahkan satu keping medali perak dan satu medali perunggu pada Asian Games 2018.
    Medali perak didapat melalui Ade Candra Rachmawan/Muhammad Ashfiya setelah kalah dari Ahmed Janko/Cherif Samba (Qatar), 24-26, 17-21.

    Adapun medali perunggu disumbangkan oleh Gilang Ramadhan/Danangsyah Yudistira Pribadi setelah menumbangkan wakil China, Gao Peng/Li Yang, 21-15, 19-21, 15-6 pada laga yang berlangsung di Jakabaring Sport City, Palembang, Selasa (28/8/2018).

    Torehan ini menyamai pencapaian pada Asian Games 1998 di Bangkok. Namun, kali terakhir Indonesia mendapat medali perak pada Asian Games Busan 2002 lewat Agus Salim/Koko Prasetyo Darkuncoro.

    Kini, Koko menjadi sosok di belakang layar capaian medali Indonesia pada Asian Games 2018.
    "Saya mulai menjadi pelatih nasional sejak 2015. Posisi ini sebenarnya satu tanggung jawab besar bagi saya. Ketika saya stop jadi pemain, saya langsung ditunjuk untuk melatih," kata Koko.

    "Memang itu kepercayaan dari Pengurus Besar Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PB PBVSI). Saya butuh suatu pembuktian karena ketika bicara saya atlet yang bisa meraih prestasi, belum tentu pelatih juga meraih prestasi sama saat menjadi pelatih," ucap Koko.

    Menurut Koko, sejak ditunjuk sebagai pelatih, dia menanamkan kepada dirinya bahwa ketika mendapat tanggung jawab, dia akan melakukan yang terbaik.

    "Puncaknya pada Asian Games ini. Saya bisa mengembalikan prestasi yang pernah saya dapat dan dipegang oleh anak didik saya sendiri," tutur Koko.

    "Keluarga voli pantai Asia sudah melihat hasilnya. Hal ini menjadi kepuasan pribadi saya karena bisa mengembalikan prestasi Indonesia seperti itu," aku Koko.

    Namun, tim voli pantai putra Indonesia masih membidik sejumlah ajang.

    "Ketika voli pantai dipertandingkan pada SEA Games 2019, saya berharap terjadi all Indonesian final. Target pribadi saya, kami harus masuk Olimpiade," ujar Koko.

    Indonesia kali terakhir tembus Olimpiade pada 1996. Saat itu, voli pantai masih diperkenalkan sehingga setiap negara masih mencari bentuk masing-masing untuk dikembangkan.

    "Jadi, saat itu masih ada peluang. Sekarang voli pantai sudah berkembang. Negara maju semakin besar dan itu jadi tantangan buat kami bahwa saya belum sampai Olimpiade. Jadi, anak didik saya harus sampai Olimpiade," tutur Koko.

    Sukses Jadi Pemain, Pelatih Voli Pantai Putra Ingin Antar Tim Indonesia ke Olimpiade

    0
  • Jakarta - Pelatih tim voli putri Indonesia, Muhammad Anshori, menilai anak asuhnya sudah tampil luar biasa setelah ditaklukkan Korea Selatan (Korsel) pada laga perempat final cabang bola voli Asian Games 2018.

    Aprilia Manganang dkk tidak bisa berbuat banyak melawan tim berstatus juara bertahan atau pemenang medali emas Asian Games 2014.

    Bermain di Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Rabu (29/8/2018), tim voli putri Indonesia takluk tiga set langsung dengan skor 22-25, 13-25, dan 18-25.

    Kekalahan tersebut praktis membuat srikandi-srikandi Tanah Air itu mengakhiri asa untuk bisa memenangi medali di cabang bola voli.

    "Pemain sudah tampil luar biasa tanpa ada beban. Namun, Korsel bermain lebih baik dan kami cenderung dipaksa bermain bertahan," ujar Muhammad Anshori setelah pertandingan.

    "Terutama di saat kami sudah mau unggul di set pertama, banyaknya melakukan kesalahan sendiri membuat kami kembali anjlok," ucapnya.

    Meski kalah di perempat final, Indonesia masih berpeluang melewati target delapan besar karena memperebutkan posisi lima besar. Tim Merah Putih akan meladeni lawan sesama Asia Tenggara, Vietnam, yang akan berlangsung, Jumat (31/8/2018).

    Tim Voli Putri Indonesia Sudah Luar Biasa

    0
  • Jakarta - Tim bola voli putri Indonesia tidak berhasil meneruskan asa untuk bisa mendulang medali setelah dihentikan tim yang berstatus juara bertahan atau medali emas, Korea Selatan (Korsel), di babak perempat final Asian Games 2018.

    Indonesia harus mengakui kehebatan Korsel dengan skor akhir 22-25, 13-25, dan 18-25 ketika bertanding di Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Rabu (29/8/2018).

    Pertarungan ketat langsung tersaji di awal set pertama. Secara bergantian kedua tim saling mendulang poin. Perolehan poin Indonesia sempat terhenti di angka 9 dan Korsel 14 poin. Namun, penampilan Aprilia Manganang dkk kembali membaik hingga sanggup menyamakan skor 15-15 dan membalikkan keadaan menjadi 17-16. Akhirnya, berkat kematangan tim dan pengalaman bertanding Korsel mengakhiri set pertama dengan 25-22.

    Di set kedua Korea Selatan tampil lebih mendominasi dalam perolehan poin. Bahkan, sempat unggul enam poin saat unggul 12-6 dari Indonesia. Korsel semakin laju dalam mendulang poin hingga bisa unggul 16-7. Tim putri Negeri Gingseng pun kembali menuai kemenangan 25-13.

    Amalia Fajrina Nabila cs kembali memperlihatkan perjuangan keras di set ketiga dan menolak menyerah. Namun, usaha maksimal srikandi-srikandi Tanah Air ternyata belum cukup karena Korsel bermain impresif.

    Apiknya permainan kolektivitas, minim melakukan kesalahan, dan cerdas dalam menyerang membuat Indonesia akhirnya menyerah 18-25.

    Langkah Tim Voli Putri Indonesia Terhenti

    0
  • Jakarta - Pelatih voli putra Indonesia, Samsul Jais, optimistis anak asuhnya sanggup mengakhiri dominasi Thailand di cabang voli SEA Games 2019. Indonesia memang hanya sanggup melangkah hingga perempat final cabang bola voli Asian Games 2018.

    Aji Maulana dkk tak bisa melangkah ke semifinal dan berpeluang mendulang medali seusai dikalahkan Korea Selatan (Korsel) dengan skor 22-25, 18-25, dan 18-25.

    Namun, dalam proses melangkah ke perempat final, Indonesia sanggup menghentikan langkah tim kuat voli Asia Tenggara, Thailand, di babak 12 besar. Indonesia menang lewat pertarungan sengit lima set dengan skor 3-2.

    Sebelum pertemuan tersebut kedua tim sudah dua kali bertemu tahun ini dan Indonesia selalu menuai kemenangan atas Thailand. Catatan positif tersebut membuat Samsul Jais optimistis dengan masa depan tim voli putra Tanah Air di SEA Games 2019.

    "Menurut saya, pada SEA Games 2019 merupakan usia emas pemain putra sekarang. Artinya, tahun depan tim ini harus memenangi medali emas," kata Samsul Jais.

    "Sejak 2009 kami selalu kalah dari Thailand di SEA Games. Namun, kami bisa mengalahkan mereka dalam tiga pertemuan tahun ini. Nilai psikologisnya bagus sekali buat tim ini," ujar dia.

    Thailand merupakan tim voli putra yang sudah memenangi medali emas dalam lima SEA Games beruntun. Tepatnya pada SEA Games 2011 di Indonesia, Myanmar (2013), Singapura (2015), dan Malaysia (2017).

    Yakin Bisa Hentikan Dominasi Thailand Di Sea Games

    0
  • Jakarta - Tim bola voli putri Indonesia akan menantang Korea Selatan di babak perempat final Asian Games 2018 di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Rabu (29/8/2018) sore WIB.
    Indonesia melaju ke perempat final bola voli putri Asian Games 2018 dan mesti berhadapan dengan tim kuat seperti Korseal. Laga ini dijadwalkan berlangsung pukul 16.30 WIB.
    Pada pertandingan sebelumnya, tim bola voli putri Indonesia harus menelan kekalahan dari Thailand 1-3 pada Senin (27/8/2018). Hasil itu membuat Indonesia harus melawan tim unggulan seperti Korsel.
    Selain itu, terdapat tiga pertandingan perempat final bola voli putri lainnya yang digelar hari ini (29/8/2018). Namun, satu laga lainnya hanya menentukan peringkat antara Hong Kong melawan India.
    Berikut jadwal perempatfinal voli putri hari ini (29/8/2018):
    10.00WIB: Thailand VS Vietnam
    12.30WIB: Japan VS Kazakhstan
    16.30WIB: Indonesia VS Korea Selatan
    16.30 WIB: Hong Kong VS India
    19.00 WIB: Filipina VS China

    Jadwal Bola Voli Putri Asian Games 2018, Indonesia Vs Korsel

    0
  • Jakarta - Pelatih timnas bola voli putra Indonesia di Asian Games 2018, Samsul Jais, mengatakan para pemainnya masih membutuhkan pengalaman bertanding di ajang internasional untuk menambah jam terbang. "Kita harus sering mengikuti kejuaraan internasional, karena terlepas dari teknik, jam terbang kita sangat minim," kata Samsul di Tennis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018), seperti dikutip dari Antara.
    Samsul mengatakan pengalaman bertanding ini juga dibutuhkan agar kualitas tim voli putra dapat meningkat dan mampu unjuk gigi di tingkat Asia, seperti Asian Games. Menurutnya, keikutsertaan di Asian Games sudah memberikan pengalaman bertanding yang bagus dan Indonesia juga bisa mengukur tingkat persaingan dengan negara lain.
    "Bagusnya kita ikut Asian Games jadi tahu posisi kita dimana, karena perkembangan voli di negara lain sudah lebih maju," ujar Samsul.
    Saat ini, dengan komposisi tim yang ada, ia menyakini anak asuhnya dapat mencapai puncak performa dalam Sea Games 2019."Dengan usia emas anak-anak sekarang, kalau disiplin saja, kita bisa mendapatkan emas, itu target sesungguhnya," tegasnya.
    Optimisme itu dikatakan Samsul karena anak asuhnya sudah mulai menghilangkan hambatan psikologis dan bisa mengalahkan Thailand yang dulu sulit ditaklukan Indonesia.
    "Kita sudah tiga kali mengalahkan Thailand, termasuk di Asian Games, itu nilai psikologisnya besar sekali," ujarnya.
    Di Asian Games, Indonesia sudah menjalani empat pertandingan, yaitu dua pertandingan di Pool A, fase 12 besar dan perempat final. Dalam penyisihan Grup A, Indonesia sempat kalah 1-3 dari Arab Saudi dan menang 3-0 atas Kirgistan.
    Sementara pada fase 12 besar, Indonesia mengalahkan Thailand 3-2. Lolos ke perempat final, Indonesia tidak berdaya melawan berbagai kombinasi serangan dari Korea Selatan dan harus kalah tiga set langsung dalam waktu 83 menit.
    Dengan kekalahan ini, Indonesia hanya akan bertarung di perebutan peringkat lima melawan Jepang.

    Tim Voli Putra Indonesia Butuh Ajang Internasional

    0
  • Jakarta - Pelatih voli putra, Samsul Jais, mengaku optimistis timnya bisa meraih emas SEA Games 2019 meski didepak Korea Selatan (Korsel) dalam partai perempat final Asian Games 2018, di Tenis Indoor, Jakarta, (28/8/2018).


    Korsel menyingkirkan Indonesia setelah memenangi tiga set langsung dengan skor 25-22, 25-18, 25-18. Namun, skuat Garuda masih akan bertanding melawan tim yang kalah dalam duel Jepang kontra Qatar, 1 September 2018, untuk memperebutkan tempat kelima.
    Meski gagal mencapai target perunggu di Asian Games 2018, Samsul menganggap voli putra Indonesia dalam trek yang tepat. Dia lantas yakin anak-anak asuhnya menjadi juara dalam pesta olahraga se-Asia Tenggara pada 2019.
    "Para pemain akan memasuki usia emas pada 2019. Selain itu, sampai saat ini, mereka sudah mengalahkan Thailand sebanyak tiga kali dan yang terakhir di Asian Games ini," kata Samsul setelah pertandingan.
    "Saya optimsitis, emas bisa kami didapatkan di SEA Games 2019. Target kami adalah pada ajang tersebut setelah Asian Games 2018," tutur Samsul.

    Gugur di Asian Games, Voli Putra Indonesia Alihkan Targetkan Emas SEA Games 2019

    2
  • Jakarta - Timnas voli putra Indonesia ditaklukan Korea Selatan (Korsel) dalam pertandingan perempat final Asian Games 2018, di Tenis Indoor, Jakarta, Selasa (28/8/2018).
    Dalam laga ini, Korsel menunjukan kelasnya sebagai tim calon kuat juara. Indonesia tak ayal takluk lewat tiga set langsung dengan skor 22-25, 18-25, dan 18-25.
    Meski mengalami hasil negatif, suporter Indonesia tetap antusias. Mereka tetap memberi tepuk tangan meriah untuk skuat Garuda yang berlaga dalam pertandingan tersebut.
    Akan tetapi, tidak hanya sigit dan kawan-kawan yang menuai perhatian. Sejumlah suporter Indonesia juga menunjukan antusiasme serupa terhadap para penggawa Korsel.
    Bahkan, sejumlah masyarakat terlihat histeris ketika para pevoli Korsel yang ingin memasuki ruang ganti. Teriakan dan tepuk tangan kerap mereka lakukan demi menyambut para penggawa negeri Gingseng tersebut.
    Sejumlah orang yang terdiri dari ibu-ibu dan remaja wanita itu pun rela menunggu di atas zona mix zone. Tujuannya adalah supaya bisa bersalaman dengan para pevoli Korsel.
    Antusiasnya masyarakat Indonesia terhadap para atlet Korsel Asian Games 2018 merupakan sesuatu yang lumrah. Demam K-Pop yang melanda hampir seluruh daerah Tanah Air menjadi sebab terjadinya fenomena tersebut.

    Atlet Voli Korea Selatan Membuat Suporter Indonesia Histeris

    1
  • Palembang - Ketua Umum Persatuan Bola Voli Indonesia (PBVSI) Imam Sudjarwo menilai prestasi atlet voli pantai Indonesia di Asian Games 2018 telah maksimal. Imam menilai para atlet telah memberikan yang terbaik.

    Hal itu dikatakan Imam usai partai final voli pantai putra Asian Games 2018 antara Indonesia dan Qatar di Palembang, Selasa (28/8/2018). Indonesia yang diwakili oleh Muhammad Asyhifa / Ade Chandra kalah 1-2 dari pasangan Qatar, Janko Ahmed/ Samba Cherif.

    "Ini prestasi tertinggi untuk voli pantai. Dan untuk kali ini Asian Games 2018, 1 perak, 1 perunggu putra dan putri, ini prestasi yang luar biasa," kata Imam.
    Selain Asyhifa / Ade, satu medali perunggu di sektor putra dipersembahkan Danangsyah / Gilang Ramadhan. Sementara satu medali perunggu lainnya diraih berkat kerja keras Dhita Juliana / Putu Dini.
    Menurut Imam, prestasi di Asian Games 2018 bisa menjadi tolok ukur persiapan menuju SEA Games di Filipina tahun depan. Imam pun yakin tim voli pantai bisa tampil lebih baik.
    "InsyaAllah emas di Filipina," kata Imam.
    Terkait kekalahan di final, Imam menilai Qatar memang tampil lebih baik. Selain itu, materi yang dimiliki tim lawan juga di atas tim Indonesia.
    "Itu sudah maksimum. Mereka sudah mengeluarkan kemampuan yang terbaik. Tapi, memang lawan dari Qatar bagus. Artinya materinya dia lebih bagus dari kita. Jadi memang kita sudah maksimal," ujar Imam.
    "Perform kita memang sudah maksimal. Jadi kita harus sportif, lawan kita memang tangguh," kata Imam mengakhiri.

    Ketum PBVSI Nilai Voli Pantai Sudah Maksimal

    0
  • Jakarta  - Tim bola voli putra Indonesia berpeluang mengulang sejarah yang pernah tercipta 52 tahun lalu pada Asian Games 2018. Indonesia harus mengakui keunggulan Korea Selatan (Korsel) yang menjadi lawan mereka pada babak perempat final cabang voli Asian Games 2018.

    Aji Maulana dkk dikalahkan tim yang memenangi medali perunggu pada Asian Games 2014 di Incheon dengan skor 0-3 saat bertanding di venue voli, Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (28/8/2018).

    Pada set pertama Indonesia sanggup memberikan perlawanan hebat dan menyulitkan Korsel. Namun Jung Ji-seok dkk mampu menutup set pertama dengan kemenangan 25-22.

    Upaya maksimal yang diperlihatkan tim voli putra Tanah Air tidak membuahkan hasil sehingga kembali menuai kekalahan 18-25, 18-25.
    Kekalahan ini membuat Indonesia tidak lagi berpeluang memperebutkan medali.

    Namun, mereka  masih akan memainkan satu pertandingan lain untuk perebutan peringkat kelima dan keenam.

    Berdasarkan catatan, peluang finis di posisi kelima Asian Games 2018 berarti berpotensi mengulang sejarah yang pernah tercipta pada 1966.
    Ya, saat itu Indonesia sanggup finis di urutan kelima pesta olahraga terbesar negara-negara Asia.
    Namun, pencapaian terbaik tim Merah Putih di nomor voli putra adalah finis di posisi empat besar pada 1962.

    Tim Voli Putra Indonesia Berpeluang Ulang Sejarah 52 Tahun Silam

    0
  • Jakarta - Pebola voli putri Indonesia, Wilda Siti Nurfadhilah Sugandi, melihat dari sisi positif saat tim putri Merah Putih dipastikan akan menantang juara bertahan Asian Games, Korea Selatan.

    Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand 1-3, pada pertandingan terakhir babak penyisihan Grup A cabang voli di venue voli, Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Senin (27/8/2018).

    Pada set pertama Indonesia takluk 19-25 dari Thailand. Di set kedua Aprilia Manganang cs mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 setelah menang dengan skor 25-20.
    Namun, Srikandi-srikandi Tanah Air kesulitan mempertahankan momentum untuk membalikkan keadaan.

    Thailand malah tampil semakin perkasa dan bisa unggul telak dengan skor 25-13 di set ketiga dan keempat dan memastikan kemenangan.

    Hasil tersebut membuat Indonesia lolos ke babak perempat final dengan menempati posisi ketiga klasemen akhir Grup A dengan raihan 6 poin dari dua kemenangan atas Hong Kong dan Filipina.
    Di Grup B, Korea Selatan finis di posisi kedua setelah China dengan catatan empat kemenangan dan hanya satu kekalahan.

    Kedua tim pun dipastikan akan bertemu untuk memperebutkan tiket ke semifinal Asian Games 2018.

    "Korea Selatan tentu akan menjadi lawan yang lebih berat lagi buat kami daripada Thailand," ucap Wilda.

    "Namun, dibawa happy ajalah, kapan lagi bisa melawan tim sebagus Korea Selatan karena kami tergolong jarang mengikuti ajang sebesar ini. Jadi, kami tentu akan berusaha menikmati pertandingan nanti," katanya.

    Melawan Korsel memang akan menjadi pengalaman besar buat tim voli putri Indonesia.
    Di samping itu, juga dapat dijadikan ajang unjuk gigi dan melihat seberapa besar kemampuan voli putri Indonesia bisa memberikan perlawanan terhadap tim yang berstatus juara bertahan Asian Games tersebut.

    Ya, Korsel sukses memenangi medali emas pada Asian Games 2014 yang berlangsung di Incheon.

    Wilda Sugandi: Lawan Juara Bertahan pada Perempat Final? Dibawa Happy Ajalah!

    0

  • Jakarta - Tim voli putra Indonesia harus mengakui keunggulan Korea Selatan di perempat final Asian Games 2018. Bertanding di Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018), tim asuhan Samsul Jais ini kalah 0-3 (22-25, 18-25, 18-28).

    Hasil ini membuat tim voli putra Indonesia belum dapat memenuhi target lolos ke semifinal Asian Games 2018. Rival Nurmulki dan kawan-kawan akan memperebutkan peringkat 5 dan 6 melawan Jepang atau Qatar.


    Melawan Korea Selatan, Samsul Jais kembali memainkan skuat terbaiknya. Nizar Zulfikar kembali dipasang sebagai setter atau pengumpan. Kemudian Rivan, Sigit Ardian, Rendy Tamamilang, Mahfud Nurcahyadi, dan Yuda Mardiansyah, serta Veleg Dhani di posisi libero.

    Di game pertama, Indonesia mampu mengimbangi permainan Korsel. Pertandingan pun berjalan ketat kendati Indonesia kerap tertinggal dalam perolehan poin.

    Memasuki game kedua, permainan Korsel sulit dibendung Rivan dan kawan-kawan. Variasi serangan dengan smes-smes cepat Myunggeun Song dan kolega sulit dibenduk oleh blok-blok pemain Indonesia. Sebaliknya, serangan yang dilancarkan Indonesia bisa dengan mudah diantisipasi oleh Korsel.

    Di game ketiga, pelatih Samsul Jais memainkan Aji Maulana sebagai setter menggantikan Nizar. Tapi, pergantian ini tak terlalu berdampak signifikan. Korsel tetap masih terlalu tangguh untuk Indonesia.

    Tim Voli Putra Indonesia Menyerah dari Korea Selatan

    1
  • Palembang - Tim voli pantai putra Indonesia, Gilang Ramadhan/Danangsyah Yudistira Pribadi, meraih medali perunggu pada Asian Games 2018.

    Medali perunggu didapat setelah mengalahkan wakil China, Gao Peng/Li Yang, 21-15, 19-21, 15-6 pada laga perebutan perunggu yang berlangsung di Jakabaring Sport City, Palembang, Selasa (28/8/2018).

    Bagi Gilang/Danang, ini merupakan kali pertama mereka mengikuti Asian Games dan langsung mendapat medali.

    "Ini merupakan sejarah untuk Indonesia bisa mendapat perak dan perunggu dalam Asian Games. Saat awal bertanding, tidak ada angin. Hujan turun saat kedudukan 18-18, jadi kami kalah angin," kata Gilang dalam konferensi pers.

    "Pada set kedua, kami tampil lebih baik sehingga bisa membalikkan keadaan," ucap Gilang.

    "Medali ini juga merupakan ajang pembuktian. Mas Koko (Prasetyo Darkuncoro, pelatih tim voli pantai putra Indonesia) membuat kami benci kepada dia dalam arti positif kepadanya. Jadi, kami ingin membuktikan bahwa kami bisa," tutur Galang.

    Ke depan, Gilang berharap cabang olahraga voli pantai bisa dipertandingkan pada SEA Games 2019 yang digelar di Filipina.

    "Kami ingin menciptakan all Indonesian final karena terakhir kali voli pantai dipertandingkan pada SEA Games 2011," ujar Gilang.

    Sementara itu, wakil Indonesia lainnya, Ade Candra Rachmawan/Muhammad Ashfiya, meraih medali perak setelah kalah dari Ahmed Janko/Cherif Samba (Qatar), 24-26, 17-21.

    Voli Pantai Asian Games 2018 - Gilang/Danang Senang Bisa Cetak Sejarah dalam Debutnya

    0
  • Palembang - Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya harus puas membawa pulang medali perak voli pantai putra Asian Games 2018.
    Andalan Indonesia dikalahkan duo Qatar Ahmed Tijan Janko/Cherif Younousse Samba 24-26, 17-21 pada final di Jakabaring Sport City, Selasa (28/8/2018). 
    Dengan hasil ini, voli pantai gagal mempersembahkan medali emas dari cabor voli pantai pada Asian Games 2018. 
    Indonesia sebelumnya memenangkan medali perunggu dari Gilang Ramadhan/Danangsyah Yudistira Pribadi dan Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami.
    Di set pertama kedua pasangan bermain ketat hingga skor 8-8. Setelah itu, Ade/Ashfiya mampu melesat dan menjaga selisih 2-3 angka. Meski begitu, Janko/Samba sukses mengejar dan menyamakan kedudukan 19-19. Setelah bermain duice, duet Qatar akhirnya mengamankan set pertama. 
    Situasi berbeda hadir di set kedua. Janko/Samba mayoritas memimpin. Meski Ade/Ashfiya coba mengejar, Janko/Samba mampu mengamankan medali emas. 

    Ade Candra / Ashfiya Harus Puas Raih Perak Voli Pantai Asian Games

    0
  • - Copyright © Berbagi Berita Voli Nasional dan Dunia - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -