• Ilustrasi pertandingan bola voli. Getty Images/iStockphoto
    Di tengah semakin menyusutnya ketersediaan lapangan sepakbola, dan badminton mesti dimainkan di dalam gedung, voli menjadi olahraga dan hiburan favorit di perdesaan
    tirto.id - “Bola-bola bundar melayang di udara / tangan-tangan tengadah / berdebar detak jantung menunggu datangnya / tak sabar aku tuk menyentuh kulitnya.”

    Tahun 1995, di album pertamanya yang bertajuk “Bumi”, Nugie menyanyikan lagu berjudul “Bola Volley”. Barangkali tak ada yang menyangka jika adik Katon Bagaskara itu kepikiran menyanyikan lagu tersebut. Tapi tunggu dulu, sebab jika diteruskan, lirik lagu itu ternyata menceritakan permainan bola voli pantai.

    “Pantai putih harum semerbak aroma,” lanjutnya. Pantai, laut, surya, eksotika, kiranya dianggap masih mewakili tema “Bumi” yang diusung. Di luar hal itu, lagu “Bola Volley” dari Nugie nyaris tak didengar dan dilupakan penguping musik Indonesia. Nasibnya jauh berbeda dengan, misalnya, lagu “Badminton” yang ciptaan Mang Koko dan dinyanyikan oleh Benyamin Sueb.


    Dalam berbagai narasi nostalgia, permainan bola voli jarang ditulis oleh banyak orang untuk misalnya mengenang keindahan masa bocah. Voli tak pernah digadang-gadang sebagai permainan indah. Namun kiwari, terutama di perdesaan, saat lapangan sepakbola berebut dengan sawah dan pabrik yang perlahan mendesak, juga badminton yang masuk ke gedung-gedung olahraga, voli masih kerap dimainkan di lapang-lapang pinggir jalan: hampir tiap sore, ditingkahi sorak sorai penonton yang terhibur.

    “Di Nyalindung [voli] masih ramai,” ujar Putri, mahasiswi UIN Sunan Gunung Jati yang berasal dari Kabupaten Sukabumi.

    “Di sana mah suka kayak ada dari kampung lain datang, atau kampung urang (saya) datang ke kampung batur (orang lain),” sambung Putri.

    Putri yang hanya menempuh pendidikan di kampung sampai usia SMP, merasa heran ketika ia melanjutkan sekolah di kota dan tak menemukan permainan voli. 

    Hal senada disampaikan oleh Elmi Rahmatika. Alumni Universitas Pendidikan Indonesia yang berasal dari Kalipucang, Kabupaten Pangandaran ini mengatakan bahwa di kampungnya, voli lebih diminati warga daripada sepakbola. Ia menambahkan bahwa voli dimainkan tiap sore dan kerap digelar turnamen.

    “Sepakbola lapangnya jarang, jadi turnamennya hanya digelar musiman kalau ada momen tertentu saja. Sementara lapangan voli tiap RW ada,” tambah Elmi.

    Di Situraja, Kabupaten Sumedang, menurut Sari—karyawan swasta yang bekerja di Bandung, di kampung halamannya voli masih menjadi primadona. Setiap hari voli rutin digelar. Pemuda-pemudi, bapak-bapak, ibu-ibu, semuanya aktif baik sebagai pemain maupun sebagai penonton

    “Malahan tiap menjelang Agustus suka ada pertandingan antar RW se-kecamatan. Kampung yang jadi tuan rumah dihias sepanjang jalan pakai bendera,” ujarnya.

    Ridwan Hutagalung, pegiat Komunitas Aleut yang sering bepergian dengan motor ke kampung-kampung di seantero Priangan, menambahkan bahwa voli memang masih menjadi olahraga favorit di berbagai perkampungan yang didatanginya.

    Kuliah Kerja Nyata yang masih ada dalam kurikulum di beberapa kampus di Indonesia, yang mengirim mahasiswanya ke desa-desa, di sejumlah tempat menjadikan voli sebagai sarana bersosialisasi dengan warga. Hal ini menunjukkan bahwa voli adalah olahraga favorit selain sepakbola yang masih hidup di perdesaan.

    Juli 2013, sejumlah mahasiswa Unpad yang KKN di Desa Cigalontang, Tasikmalaya, mengadakan turnamen voli yang diikuti warga desa setempat. Di lapangan agak becek yang dikelilingi jala, warga desa dari berbagai dusun berlomba menjadi yang terbaik.

    Sementara di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, turnamen voli digelar dalam rangka hari jadi desa tersebut.

    Di Bali lebih semarak lagi. Di Desa Perean, Tabanan, warga menggelar turnamen voli antarkampung yang penontonnya bisa mencapai ribuan orang. Pertandingan digelar malam hari selepas pukul 19.00 WITA. Warga berduyun-duyun dari berbagai wilayah, seperti Tabanan, Mengwi Badung, Kuta, Gianyar, dan bahkan dari Klungkung.

    “Liga voli tarkam adalah ajang adu gengsi, ajang pencarian bakat, ajang pencarian penghasilan tambahan bagi pemain pro, ajang penggalian dana bagi desa penyelenggara, dan tentu bisa menjadi ajang politik pejabat daerah. Liga voli ini sudah ngetrend sejak sekitar sepuluh tahun lalu, dan hingga kini sudah bisa dianggap sebagai ‘gaya hidup’ warga kampung, atau warga pinggiran kota,” tulis Eddy Wedadinata.

    Turnamen ini digelar secara bergantian di sejumlah wilayah perdesaan di Tabanan dan Badung yang lokasinya berdekatan, seperti Perean, Marga, Mengwi, Banjar Sayan, Luwus, dan Kukuh. Hal yang sama juga diadakan di desa-desa di kawasan Gianyar dan Klungkung, juga Buleleng.

    Sistem yang digunakan dalam turnamen voli di Bali biasanya lokal, semi open turnamen, dan open turnamen. Pada sistem lokal, semua pemain dari tim yang bertanding diharuskan warga lokal dengan cakupan tergantung kesepakatan: bisa kampung atau desa.

    Sementara semi open turnamen adalah tiga pemain lokal dan tiga pemain sewaan, baik pemain Porda, Porprov, Prapon, atau pemain Proliga Nasional sekalipun. Dan pada open turnamen lebin bebas lagi, tim yang bertanding tidak diwajibkan menggunakan pemain lokal. Semuanya boleh memanfaatkan pemain sewaan, tergantung kekuatan dana masing-masing tim.

    Semarak voli antarkampung di perdesaan di Bali dijalankan, dibiayai, dan dinikmati oleh warga yang membeli tiket pertandingan, sehingga keberlangsungannya dapat terus dijaga.   

    “Dalam hal ini, bolehlah negara dianggap berhutang pada turnamen voli antarkampung. Selain ikut membantu negara mengembangkan olahraga dengan caranya sendiri, turnamen antarkampung ini juga mendidik warga untuk mandiri: menggelar ajang olahraga sendiri, menonton sendiri, bayar tiket sendiri,” tambah Eddy Wedadinata. 

    Semarak Voli di Perdesaan

    1

  • Jakarta, Pasangan suami-istri Aji Maulana dan Nandita Ayu Salsabila bakal sama-sama berjuang di cabor voli Asian Games 2018. Kisah cinta pasangan ini bersemi di tengah ketatnya persaingan Proliga.
    Aji merupakan kapten Timnas Voli Indonesia Putra, sementara itu Nandita jadi salah satu andalan di Tim Merah-Putih Putri. Keduanya menikah pada bulan Oktober 2017 silam setelah empat tahun memadu kasih.
    Saat ini yang tengah mengikuti pendidikan bintara AD bermain di klub Bank Sumsel Babel, sementara Nandita belahan jiwanya berkiprah di Jakarta Pertamina Energi.
    Nandita Ayu Salsabila merupakan putri pertama dari mantan pevoli nasional era 1990-an, Tri Wahyuni. Darah olahraga mengalir kencang dari kedua orang tuanya.
    Ayahnya, Sudirman adalah mantan pesepak bola pelanggan Timnas Indonesia. Ia jadi salah satu pilar Tim Garuda yang memenangi medali emas SEA Games 1991. Prestasi yang hingga saat ini belum lagi pernah bisa diulang Indonesia.
    Ayu sudah mengenal voli sejak masih duduk di Sekolah Dasar (SD). Kelas 2 SD ia sering melihat ibunya bermain voli. Awalnya, ia berlatih voli dengan melakukan passing.
    "Dari kecil memang Ayu dan adik-adiknya sudah dibiasakan menyaksikan mamanya bertanding. Begitupula saat saya berlaga di lapangan hijau. Saling mendukung sebagai sesama anggota keluarga," cerita Sudirman kepada Bola.com.
    Melihat anaknya mulai menyukai olahraga voli, ibunya langsung mengarahkan Ayu untuk lebih serius menekuni profesi yang membesarkannya.
    Berada dalam keluarga atlet, Ayu dengan mantap fokus untuk menekuni karier dan menjadi atlet profesional bergabung dengan Sekolah Khusus atlet di Ragunan, Jakarta. Meskipun begitu ia tidak pernah merasa terpaksa dengan sekolah di sana.
    Ayu sudah mengikuti kejuaraan nasional ketika duduk di kelas 2 SMP dengan membela DKI Jakarta. Penampilannya yang memukau di kejurnas, ia terpilih untuk mengikuti ASEAN School Games pada 2012 di Thailand. Saat itu, ia menjadi pemain timnas paling muda.
    Pada tahun itu juga, Ayu bergabung dengan Jakarta Popsivo Polwan untuk berkiprah di Proliga. Hebatnya, ia berhasil membawa Popsivo menjadi juara Proliga dua kali berturut-turut, tahun 2012 dan 2013.
    Pemain yang berposisi sebagai open spike ini terpilih Timnas voli Indonesia untuk mengikuti ajang SEA Games Myanmar 2013. Sayangnya, Indonesia hanya meraih medali perunggu.
    Pada tahun 2016, Ayu kembali terpilih membela Indonesia untuk mengikuti Piala VTV 2016. Meskipun finis diperingkat ketiga, Ayu dinobatkan menjadi Miss Bola Voli di ajang tersebut.

    Mimpi Sandingkan Medali

    Aji Maulana dan Nandita Ayu Salsabila, Timnas Voli Indonesia
    Aji Maulana dan Nandita Ayu Salsabila, dapat dukungan langsung dari keluarga saat berlaga di Asian Games 2018.
    Pada pentas Proliga 2017, Ayu memperkuat tim Jakarta Pertamina Energi. Ia dan timnya hanya berhasil menjadi runner-up, setelah di final kalah dari Jakarta Elektrik PLN.
    Permainan Ayu yang semakin matang membuatnya kembali dipanggil Timnas Indonesia untuk ajang SEA Games Malaysia 2017. Sayang Ayu dkk. hanya sanggup meraih medali perak setelah dikalahkan Thailand di final. Dengan hasil tersebut, Ayu hanya mampu menyamai pencapaian prestasi ibunya yang pernah juga meraih perak pada ajang SEA Games.
    Ayu berhasrat membawa Timnas Voli Indonesia jadi tim terbaik di pentas Asian Games 2018. Hal yang tak mudah karena persaingan level Asia sangat ketat. Dukungan kedua orangtuanya membuat atlet kelahiran Jakarta, 12 Juli 1997 itu bersemangat mewujudkan impiannya. Ia berharap bisa menyandingkan medali dengan suami tercintanya.
    "Kami saling support agar bisa sama-sama sukses," kata Ayu dalam sebuah wawancara dengan awak media seusai meraih gelar Most Valuable Player (MVP) Proliga 2018 lalu.
    "Doa kami mengiringi perjuangan mereka berdua. Sebisa mungkin kami akan memberi dukungan langsung saat Ayu atau Aji berjuang bersama Timnas Voli Indonesia," ucap Sudirman.

    Sumber: Bola.com

    Cerita 2 Sejoli di Timnas Voli Indonesia Berjuang di Pentas Asian Games 2018

    1
  • JawaPos.com Walau harga tiket sederet cabang olahraga Asian Games 2018 sudah berseliweran, Panita Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) kembali mengumumkan bahwa mereka baru melakukan penjualan tiket pertandingan setelah prosesi drawing alias penentuan jadwal pertandingan selesai dilakukan. Dari 40 cabang olahraga yang dipertandingkan, ribuan tiket di enam cabang olahraga ini diprediksi bakal laris manis.
    "Pertandingan-pertandingan seperti sepak bola, bulu tangkis, voli, basket, atletik, serta renang pasti sangat diminati dan laku keras," ujar Ketua INASGOC, Erick Thohir, Jumat (3/8).
    Erick kembali menegaskan bahwa INASGOC akan memberi tahu lebih lanjut kapan tiket seluruh cabang olahraga akan mulai dijual. Pasalnya, setiap cabang olahraga memiliki waktu drawing yang berbeda-beda.
    "Bulu tangkis belum dijual karena belum drawing (meskipun kisaran harga tiket sudah keluar, Red). Kalau lima cabor lain yang tadi disebutkan sudah selesai dan tiketnya sudah dijual,"ungkapnya.
    Berikut untuk rincian harga tiket enam cabang olahraga tersebut :
    1. Sepak Bola
    - VIP : Rp 500.000
    - Katagori B : Rp 150.000
    - Katagori C : Rp 75.000
    2. Atletik
    - Morning session Rp 75.000 
    - Afternoon session Rp 100.000
    3. Bulu Tangkis
    - Individual preliminary Rp 100.000-Rp 400.000 
    - Individual semifinal Rp 150.000-Rp 600.000
    - Individual final Rp 200.000 
    - Team preliminary Rp 100.000-Rp 400.000 
    - Team semifinal Rp 150.000-Rp 600.000 
    - Team final Rp 200.000-Rp 800.000
    4. Basket
    - Qualification Rp 75.000 
    - Preliminary Rp 100.000 
    - Quarterfinal Rp 150.000 
    - Consolation round Rp 150.000-Rp 180.000 
    - Semifinal Rp 150.000-Rp 600.000 
    - Consolation play-off Rp 150.000-Rp 600.000 
    - Final Rp 200.000-Rp 800.000 
    - Third place play-off Rp 150.000-Rp 600.000
    5. Voli
    - Preliminary Rp 75.000
    - Consolation play-off Rp 75.000 
    - Play-off Rp 100.000 
    - Quarterfinal Rp 100.000 
    - Semifinal Rp 150.000 
    - Final Rp 200.000
    6. Renang
    - Preliminary Rp 150.000 
    - Final Rp 300.000

    Jangan Sampai Kehabisan! Tiket Enam Cabor Ini Diperkirakan Bakal Ludes

    1
  • FIVB Volleyball Men's World Championship 2018 akan menjadi pergelaran ke-19. Turnamen ini akan dilaksanakan kembali setelah Piala Dunia FIVB Volleyball Men's Championship tahun 2014 di Polandia, yang kala itu ditonton oleh lebih dari setengah juta penggemar hadir di stadion dalam 103 pertandingan dalam kompetisi ini.

    Untuk pertama kalinya, Italia dan Bulgaria akan mendapat kehormatan sebagai tuan rumah bersama dalam turnamen tertinggi FIVB . FIVB Volleyball Men's World Championship 2018 akan berlangsung mulai 10 hingga 30 September dengan pertandingan yang diadakan di kota  Florence, Plovdiv , Ruse, Sofia dan Varna, sementara final akan diadakan di Turin, Italia.
    Pada tahun 2014, Polandia adalah negara ke-11 yang menjadi tuan rumah FIVB Men's World Championship, setelah Cekoslovakia (1949, 1966), Uni Soviet (1952, 1962), Prancis (1956, 1986), Brasil (1960, 1990), Argentina (1982). , 2002), Italia (1978, 2010), Jepang (1998, 2006), Bulgaria (1970), Meksiko (1974) dan Yunani (1994).

    Sementara 113 tim bersaing untuk tiket ke Kejuaraan Dunia 2010, jumlah ini telah meningkat menjadi 148 untuk edisi 2014 dengan tim nasional mulai dari Guadeloupe dan Pantai Gading ke Yaman. Ada total 103 pertandingan, ditetapkan dalam format kompetisi baru untuk 24 tim yang memenuhi syarat di Polandia. Tim-tim itu tersebar di empat Pool dari enam tim bermain dalam sistem round-robin dengan empat tim teratas maju ke putaran kedua. Kemudian di putaran kedua dibagi 2 Pool yang masing-masing berisi delapan negara. Tiga negara teratas dari setiap Pool maju ke fase putaran ketiga, diikuti oleh semifinal dan final.

    Pertumbuhan pesat di sejumlah negara yang terlibat dalam proses kualifikasi turnamen adalah bukti empiris tentang betapa sulitnya persaingan di seluruh dunia.
    Dengan enam gelar yang diraih, pendahulu Rusia, Uni Soviet, adalah bangsa yang paling sukses sejak Kejuaraan Dunia pertama berlangsung pada tahun 1949. Namun, sekarang 32 tahun sejak mereka menangkan gelar juara pada tahun 1982 di Buenos Aires, Rusia belum berhasil meraih kembali gelar juara.


    Peraih gelar terbanyak selanjutnya sebanyak tiga kali masing-masing adalah Brasil (2002, 2006, 2010) dan Italia (1990, 1994, 1998), sementara Cekoslovakia dan Polandia menang pada dua kesempatan (1956, 1966 untuk Cekoslovakia dan 1974, 2014 Polandia). Jerman Timur (1970), USA (1986) masing-masing memiliki satu gelar juara.

    Turnamen Ke 19 FIVB Volleyball Men's World Championship

    1
  • Voli

    BOLASPORT.COM - Cabang olahraga voli pada Asian Games 2018 tidak hanya akan dipertandingkan dalam ruangan (indoor), tetapi juga di luar ruangan (outdoor).
    Disiplin voli di luar ruangan ini lebih dikenal dengan nama voli pantai karena digelar di lapangan di atas pasir pantai.
    Jika voli lapangan berlangsung di Jakarta, maka voli pantai Asian Games 2018 akan dilaksanakan di Palembang, Sumatra Selatan.
    Disiplin voli pantai akan berlangsung selama 10 hari, mulai Minggu (19/8/2018) hingga Selasa (28/8/2018) di Jakabaring Sport City, Palembang.

    Pertandingan voli pantai akan dimulai dengan penyisihan (20-24), kemudian berlanjut ke semifinal (25-26), dan final (27-28).
    Dilansir dari Kiostix, tiket untuk menonton langsung voli pantai Asian Games 2018 dihargai Rp 50.000 hingga Rp 100.000.

    Jadi, untuk para pecinta voli pantai dan ingin mendukung atlet Indonesia seperti Ade Candra, Muhammad Ashfiya, dan Putu Dini segera persiapkan anggaran.
    Pada Asian Games 2018, voli pantai membidik satu medali emas dan satu medali perunggu.
    Tim putra optimistis akan menjadi penyumbang medali emas, sedangkan tim putri berharap bisa meraih medali perak Asian Games 2018.
    Sejauh ini, prestasi terbaik voli pantai Indonesia pada Asian Games adalah medali perunggu atas nama Agus Salim/Supriadi.
    Mereka meraih keping tersebut pada tahun 2006.

    Berikut harga tiket voli pantai di Asian Games 2018.
    Penyisihan: Rp 50.000,-
    Semifinal: Rp 75.000,-
    Final: Rp 100.000,-

    Palembang, Ini Harga Tiket Nonton Voli Pantai Asian Games 2018

    1
  • BOLASPORT.COM - Gelaran Asian Games 2018 yang tinggal menghitung hari. Pihak penyelenggara pun mulai merilis harga tiket di setiap pertandingan termasuk bola voli.

    Dilansir dari Kiostix, harga tiket voli indoor dibanderol dengan harga Rp75.000 hingga Rp200.000.
    Cabang olahraga bola voli sendiri akan berlangsung di dua tempat di Jakarta, yaitu GOR Bulungan dan Tenis Indoor Senayan. Pertandingan sendiri dijadwalkan bakal berlangsung selama dua pekan sejak Minggu (19/8/2018) hingga Sabtu (1/9/2018).

    GOR Bulungan akan menjadi venue babak penyisihan grup, playoff, hingga penentuan peringkat 5-8.

    Sedangkan, Tenis Indoor Senayan akan menjadi tempat pertandingan dari sebagian babak penyisihan grup hingga final.

    Penyisihan grup akan berlangsung pada Minggu (19/8/2018) hingga Senin (27/8/2018) di GOR Bulungan dan Tenis Indoor.

    Kemudian fase playoff berlangsung pada Selasa (28/8/2018) hingga Jumat (31/8/2018) di GOR Bulungan yang bertepatan dengan babak perempat final (28-29) dan semifinal (30-31) di Tenis Indoor.
    Partai puncak alias final akan berlangsung pada Sabtu (1/9/2018) di Tenis Indoor sedangkan penentuan peringkat 5-8 berlangsung di GOR Bulungan pada hari yang sama.
    • Penyisihan: Rp75.000,-
    • Playoff dan peringkat 5-8: Rp75.000,-
    • Perempat final: Rp100.000,-
    • Semifinal: Rp150.000,-
    • Final:Rp 200.000,-

    Harga Tiket Cabor Bola Voli di Asian Games 2018, Siapkan Kocekmu!

    1
  • JawaPos.comPevoli putri Indonesia Berllian Marsheilla mengaku terusik dengan target yang dibebankan pemerintah kepada timnas voli di Asian Games 2018.
    Kepada timnas voli, Kemenpora hanya menargetkan mereka masuk ke babak delapan besar. Hal ini dinilai Sheilla seolah mereka dipandang sebelah mata dan tidak mampu meraih medali.
    "Karena pemerintah menargetkan kita hanya masuk delapan besar, secara nggak langsung kita merasa kok seperti dianaktirikan. Kami mau katakan bahwa kami bisa (dapat medali, Red)," kata Sheilla.
    Walau berat, Sheilla meyakini ia dan kawan-kawannya tetap berpeluang meraih medali karena bermain di kandang sendiri. Dukungan suporter Indonesia tentunya akan memberikan semangat lebih kepada mereka.
    "Dengan penonton yang nanti membludak, siapa tahu motivasi kami untuk dapat medali bisa 200 persen," ungkapnya.
    Sheilla mengatakan, dari pemetaan kekuatan, ada empat negara yang akan menjadi pesaing paling berat. Empat negara tersebut Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, dan Thailand.

    Voli Bukan Anak Tiri!

    1
  • Liputan6.com, Palembang -Tim voli pantai putri Indonesia membidik medali perunggu di Asian Games 2018, bulan depan di Palembang. Persiapan mereka pun sudah matang untuk bertempur pada multi event terbesar di Asia itu.
    Pada cabang olahraga ini, Indonesia menurunkan Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami, dan Devi Melinda Novitasari/Youkebed Purari Eka Setyaningrum. Untuk meraih perunggu Asian Games 2018, mereka sudah berada di Palembang sejak 1 Juli lalu.
    Tim voli pantai putri sendiri baru saja mencatatkan hasil cemerlang di Kejuaraan Bola Voli Pantai Asia Pasifik yang berlangsung di Satun, Thailand, pada 8 hingga 11 April 2017. Pasangan Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami berhasil menembus babak semifinal.
    Melihat keberhasilan itu, target medali perunggu di Asian Games bukanlah tuntutan besar. Putu Dini merasa dirinya masih solid dengan Dhita Juliana.
    "Saya rasa teknik dan semuanya perlu ditingkatkan biar lebih solid. Namun, kita siap berjuang untuk Indonesia di Asian Games," katanya dalam wawancara yang dilakukan indosiar.

    <b>Komentar Pelatih</b>
    Tim voli pantai putri Nusa Tenggara Barat (NTB),  Dhita Juliana dan Putu Dini Jasita Utami

    Sementara itu, pelatih tim voli pantai putri, Agus Salim optimistis anak asuhnya bakal meraih target. Terlebih lagi, mereka sudah punya rekam jejak yang bagus saat tampil di Kejuaraan Bola Voli Pantai Asia Pasifik.
    "Untuk Asian Games, mereka sudah pernah mengalahkan tim-tim kuat yang akan menjadi lawan di Asian Games nanti, seperti Jepang, Tiongkok, Kazaktan, Thailand, Taiwan," katanya.
    "Itu semua calon-calon kandidat yang bakal banyak bicara hingga babak semifinal. Tapi kami pernah membuktikannya di kejuaraan Asia Pasific," ujar Agus Salim menambahkan.

    voli pantai putri, Indonesia tergabung di Grup A. Mereka akan bersaing dengan Thailand, Jepang, Hong Kong, dan Filipina.

    Tim Voli Pantai Putri Siap Berjuang demi Medali di Asian Games 2018

    1
  • Jakarta, - Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) sudah resmi mengumumkan jadwal pertandingan timnas voli putra dan putri Indonesia pada Asian Games 2018. Pertandingan cabang olahraga voli putra dan putri mulai digulirkan pada 19 Agustus sampai 1 September 2018. Timnas voli putra Indonesia tergabung di Grup A bersama Arab Saudi dan Kirgizstan.

    Arab Saudi akan menjadi lawan pertama timnas voli putra pada pertandingan yang digelar Rabu (22/8/2018). Dua hari berselang, giliran Kirgizstan yang akan menjadi lawan timnas voli putra.


    Sementara itu, timnas voli putri juga tergabung di Grup A. Para srikandi voli Tanah Air akan menghadapi Thailand, Jepang, Hong Kong, dan Filipina. PBVSI tak mematok target tinggi buat timnas voli Indonesia di Asian Games 2018. Voli putra hanya ditargetkan finis di posisi empat besar, sedangkan voli putri ditargetkan finis delapan besar.

    Seluruh pertandingan cabang olahraga voli baik putra dan putri Asian Games 2018 mulai babak penyisihan hingga final akan digelar di Tennis Indoor Kompleks Gelora Bung Karno.

    Jadwal Lengkap Timnas Voli Indonesia di Asian Games 2018
    Putra
    Indonesia Vs Arab Saudi, Rabu (22/8/2018) pukul 19.00 WIB
    Kirgizstan Vs Indonesia, Jumat (24/8/2018) pukul 16.30 WIB.

    Putri
    Jepang Vs Indonesia, Minggu (19/8/2018) pukul 19.00 WIB
    Hong Kong Vs Indonesia, Selasa (21/8/2018) pukul 19.00 WIB
    Indonesia Vs Filipina, Sabtu (25/8/2018) pukul 19.00 WIB
    Indonesia Vs Thailand, Senin (27/8/2018) pukul 16.30 WIB.

    Sumber : liputan6.com

    Jadwal Lengkap Pertandingan Timnas Voli Indonesia Asian Games 2018

    1
  • - Copyright © Berbagi Berita Voli Nasional dan Dunia - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -