Thursday, April 11, 2019
Credit photo cev |
Kazan - Zenit Kazan melanjutkan dominasi mereka di CEV Volleyball Champions League saat kembali meraih kemenangan 3-1 melawan wakil Italia, Sir Colussi Sicoma Perugia (22-25, 25-23, 25-23 dan 26-24) pada 10 April 2019. Dengan kemenangan ini, untuk kelima kali berturut-turut Zenit Kazan berhasil lolos ke babak final liga Champions Eropa. Sebelumnya di empat edisi terakhir Zenit Kazan selalu lolos ke final dan berhasil mengangkat trophy liga Champions bola voli Eropa. Total enam kali tim ini berhasil menjadi juara dan berpotensi menambah jumlah koleksi gelar menjadi tujuh.
Perjuangan Zenit Kazan lolos ke babak super final Berlin tidaklah mudah. Sir Colussi Sicoma Perugia yang di pertandingan pertama pekan lalu takluk 3-2 tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah. Wilfredo Leon, mantan andalan Zenit Kazan menjadi ganjalan utama. Namun bola voli adalah permainan tim, bukan Leon seorang yang akhirnya membuat Zenit Kazan kembali meraih kemenangan. “Pertandingan itu sangat tegang dan sulit, seperti yang diharapkan. Setiap titik dihitung - satu pertahanan atau blok berhasil. Saya bangga dengan pemain saya yang melakukannya dengan sangat baik dengan salah satu tim terkuat di dunia. Leon hanya bagian dari tim, dia tidak bisa menang sendirian." kata Lorenzo Bernardi, pelatih kepala Sir Colussi Sicoma Perugia puas dengan perlawanan timnya.
Wilfredo Leon untuk pertama kalinya kembali ke Arena Saint Petersburg Rusia setelah pada akhir musim lalu meninggalkan Zenit Kazan dan bergabung ke Sir Colussi Sicoma Perugia. Sebanyak lebih dari 5.000 penonton tuan rumah memberi applaus yang meriah untuk Wilfredo Leon. Namun sayang, kali ini dia bermain untuk tim lawan. Leon sangat dominan di pertandingan ini, permainan impresif Leon berhasil membawa kemenangan tim tamu di set pertama dengan skor 25-22.
Dengan permainan tim Perugia lebih banyak bertumpu pada Leon, set kedua anak-anak Zenit Kazan pun lebih banyak berkonsentrasi membendung spike bekas pemain andalannya itu. Strategi ini berjalan sesuai rencana, beberapa kali serangan dari Leon dapat dipatahkan oleh blok-blok rapat Earvin Ngapeth dkk. Justru open spiker tuan rumah, Matthew Anderson tampil lebih cemerlang di set kedua. Dan Zenit Kazan berhasil menyamakan kedudukan 1-1 mengakhiri set kedua 25-23.
Set ketiga berlangsung semakin menarik. Para pemain kedua tim jatuh-bangun berjibaku menyelamatkan bola demi tidak kehilangan poin. Pemain tuan rumah asal Brasil, Alexander Butko berkali-kali meringis kesakitan menahan cedera pergelangan kaki yang didapat sejak set pertama. Namun dia tetap memberi isyarat kepada pelatih bahwa dia masih siap bertarung. Set ketiga pun berhasil kembali direbut tuan rumah kembali 25-23.
Set keempat Perugia tidak mau menyerah dan malah semakin gencar melakukan perlawanan. Wilfredo Leon tetap menjadi motor serangan bagi mereka. Skor set keempat berjalan alot dan ketat. Kedua tim saling bergantian memimpin perolehan poin. Perugia memimpin 8-7 di TTO pertama, dan Zenit Kazan unggul 16-15 di TTO kedua. Namun akhirnya tuan rumah menutup set keempat pada kedudukan 26-24 dan memastikan diri lolos ke Super Final Berlin 18 Mei mendatang.
Di partai final, Zenit Kazan akan berhadapan dengan wakil Italia lainnya, Cucine Lube Civitanova yang pada semifinal menyisihkan wakil Polandia, PGE Skra Belchatow. Pertemuan Zenit Kazan dan Cucine Lube Civitanova terakhir pada Desember tahun lalu pada kejuaraan dunia antar klub. Ketika itu Zenit Kazan secara menyakitkan kalah 3-2 atas wakil Italia tersebut. Partai final nanti kesempatan besar bagi Zenit untuk membalas kekalahan sekaligus mempertahankan gelar juara liga Champions kelima kalinya beruntun.(fan)