Monday, March 25, 2019
![]() |
Credit photo: cev |
Juara dunia antar klub 2018 tersebut sadar, pertemuan kedua pada 26 Maret nanti tidak akan mudah. Pertandingan pertama lalu Galatasaray tidak menunjukkan kekuatan mereka sebenarnya. Hal ini dikarenakan tim Galatasaray sebelumnya harus bermain empat kali dalam lima hari dalam tour de force.
"Jadi itu normal bahwa mereka lelah secara fisik dan mental. Kami memanfaatkan dengan baik dan menutup pertandingan hanya dengan tiga set. Tapi di pertandingan kedua nanti, semuanya akan jauh berbeda. Kami akan memberikan semua yang kekuatan yang kami miliki demi membendung serangan Galatasaray. Apalagi mereka bermain di kandang sendiri." Jelas Libero Trentino Itas asal Prancis, Jennia Grebbenikov.
Trentino Itas berusaha keras agar pertandingan tidak diakhiri dengan golden set. Karena dalam sejarah klub mereka selalu kalah dalam dua kali final melalui golden set pada 2015 dan 2017 melawan Dinamo Moscow dan Tours VB. Meskipun Trentino Itas sering merebut juara dunia dan tiga kali juara CEV Liga Champions Bola Voli Eropa (2009, 2010, dan 2011) namun mereka belum sekalipun mengangkat trophy CEV Volleyball Cup.