Bervoli - Dua bintang bola voli Indonesia, Aprilia Manganang dan Rivan Nurmulki berhasil tampil menawan dan sukses membawa klub mereka masing-masing menjadi juara di Thai-Denmark Super League 2019, 19-23 Maret 2019.
Seperti diketahui bersama, sesaat setelah Proliga 2019 berakhir Aprilia Manganang dan Rivan Nurmulki diketahui direkrut oleh klub Thailand untuk mengarungi turnamen Thai-Denmark Super League 2019. Aprilia dikontrak Supreme Chonburi, dan Rivan oleh tim Nakhon Ratchasima.
Aprilia Manganang bersama Chonburi tampil perkasa sejak awal turnamen. Dan di partai final menjadi juara setelah mengalahkan tim Nakhon Ratchasima 3-1 (25-21, 25-22, 22-25 dan 25-22).
Nakhon Ratchasima yang gagal menjadi juara di sektor putri, akhirnya sukses menjadi juara di sektor putra berkat permainan gemilang Rivan Nurmulki setelah bertanding ketat lima set dramatis kontra Air Force dengan skor 3-2 (26-24, 19-25, 18-25, 25-21 dan 15-10).
Yang lebih membanggakan lagi, selain mempersembahkan gelar juara kedua punggawa timnas tersebut juga meraih gelar Most Valuable Player alias pemain terbaik pada turnamen tersebut. Gelar ini membawa catatan tersendiri baik bagi pribadi kedua pemain tersebut maupun bola voli Indonesia secara umum.
Media lokal Thailand, SMM Sport tak ragu memuji kualitas Rivan dan Aprilia yang sukses meraih MVP. Sepak terjang kedua mendapat sorotan utama pada artikel yang dirilis situs SMM Sport 23 Maret 2019.
Kehadiran Rivan dinilai memberi nilai tambah bagi skuat Nakhon Ratchasima lewat spike kencang yang kerap menembus blok lawan maupun service tajam yang mematikan.
Permainan impresif pria 23 tahun ini juga dianggap berhasil memikat penikmat voli di Negeri Gajah Putih.
Sementara itu, Aprilia yang sudah lebih dulu dikenal publik Thailand sebagai megabintang voli Indonesia mendapat sambutan yang tak kalah hangat.
Kehadiran MVP Proliga ini dianggap membuat permainan di Thai-Denmark Super League 2019 berjalan lebih seru dan berwarna lewat aksi-aksi memikatnya.
Rivan dan Aprilia Raih MVP di Thailand
1![]() |
Credit photo: cev |
Busto Arsizio - Satu Tangan Yamamay e-work Busto Arsizio telah memegang trophy CEV Volleyball Cup Putri 2018/2019 setelah di pertandingan final pertama pekan lalu mengalahkan CSM Volei Alba BLAJ dengan skor 3-0 di kandang lawan. Pertandingan final kedua yang akan digelar 26 Maret nanti akan lebih mudah bagi wakil Italia untuk ketiga kalinya mengangkat trophy CEV Volleyball Cup Putri. Apalagi mereka akan bertanding di hadapan pendukungnya sendiri.
Namun, tuan rumah tidak boleh terlena. Meski kesempatan tim tamu kecil, ini berarti mereka akan bermain lepas tanpa beban. Kemungkinan besar CSM Volei Alba BLAJ akan menggunakan strategi berbeda. Hal inilah yang harus diwaspadai oleh tim Yamamay.
"Kami telah bermain sangat buruk di pertandingan pertama. Itu kecelakaan bagi kami. Sebelumnya kami bermain sangat baik di semua pertandingan CEV Volleyball Cup. Di pertandingan kedua nanti kami akan memberikan sesuatu yang berbeda sekaligus mengkonfirmasi bahwa lolosnya kami ke final Liga Champions tahun lalu bukan suatu kebetulan semata. Segala sesuatu bisa terjadi, bukan hal mustahil keadaan akan berbalik." Ujar pelatih CSM Volei Alba BLAJ, Darko Zakoc.
Yamamay pun akan menampilkan kekuatan terbaiknya. Dan pada pertandingan kedua nanti mereka akan lebih dulu fokus merebut dua set, meski kemenangan adalah target utama.
"Kami tahu, selangkah lagi kami meraih gelar juara. Tetapi kami sadar, pertandingan nanti tidak mudah. Kami berupaya menampilkan yang terbaik, merebut dua set dan yang terpenting kami harus bisa memenangkan pertandingan. Sehingga perayaan juara nanti akan lebih sempurna dirayakan bersama-sama dengan para penggemar di kandang sendiri." Kata kapten tim Yamamay, Alessia Gennari.
Tuan rumah berharap pada pertandingan nanti kapasitas 4.000 penonton akan terisi penuh semuanya mendukung Yamamay e-work mengangkat trophy CEV Volleyball Cup Putri untuk yang ketiga kalinya.
Yamamay E-work Fokus Merebut Dua Set
0![]() |
Credit photo: cev |
Juara dunia antar klub 2018 tersebut sadar, pertemuan kedua pada 26 Maret nanti tidak akan mudah. Pertandingan pertama lalu Galatasaray tidak menunjukkan kekuatan mereka sebenarnya. Hal ini dikarenakan tim Galatasaray sebelumnya harus bermain empat kali dalam lima hari dalam tour de force.
"Jadi itu normal bahwa mereka lelah secara fisik dan mental. Kami memanfaatkan dengan baik dan menutup pertandingan hanya dengan tiga set. Tapi di pertandingan kedua nanti, semuanya akan jauh berbeda. Kami akan memberikan semua yang kekuatan yang kami miliki demi membendung serangan Galatasaray. Apalagi mereka bermain di kandang sendiri." Jelas Libero Trentino Itas asal Prancis, Jennia Grebbenikov.
Trentino Itas berusaha keras agar pertandingan tidak diakhiri dengan golden set. Karena dalam sejarah klub mereka selalu kalah dalam dua kali final melalui golden set pada 2015 dan 2017 melawan Dinamo Moscow dan Tours VB. Meskipun Trentino Itas sering merebut juara dunia dan tiga kali juara CEV Liga Champions Bola Voli Eropa (2009, 2010, dan 2011) namun mereka belum sekalipun mengangkat trophy CEV Volleyball Cup.
Trentino Itas Butuh Dua Set
0![]() |
Credit foto: cev |
Novara - Untuk pertama kali dalam sejarah, Igor Gorgozola Novara maju ke semifinal CEV Liga Champion Bola Voli Eropa Putri setelah di pertandingan perempat final kedua menggulung Allianz MTV Stuttgart melalui pertarungan sengit lima set.
Meski kalah Allianz MTV Stuttgart tampil istimewa dengan comeback luar biasa setelah di set pertama dan kedua mereka kalah 25-14 dan 25-22. Dengan kekalahan dua set tersebut, dipastikan wakil Jerman tersingkir dari perburuan tiket semifinal. Hal inilah yang membuat tuan rumah terlena hingga dimanfaatkan tim tamu.
Di set ketiga dan keempat Allianz MTV berganti menghajar Igor Gorgozola dengan skor 25-16 dan 25-18. Allianz MTV semakin termotivasi menghentikan rekor kemenangan beruntun Igor Gorgozola di angka 7. Namun para pemain tuan rumah segera menyadari dan kembali bangkit di set penentuan.
Set kelima berjalan sangat ketat. jual beli serangan dan reli-reli panjang kerap terjadi hingga kedudukan sama kuat 14-14, memaksa Deuce dan akhirnya wakil Italia yang mengakhiri pertandingan dengan skor 16-14 dan memperpanjang rekor kemenangan beruntun menjadi delapan.
"Kami melakukan pekerjaan dengan baik, kami hanya menyesal telah memulai pertandingan dengan buruk. namun akhirnya kami mampu menunjukkan jati diri kami kepada tim yang sangat hebat. Saya berterima kasih kepada para pendukung kami dan publik Novara yang tetap menerima kami dengan baik. Saya tidak akan lupakan malam ini." Kata Deborah Van Daelen kapten tim Allianz MTV Stuttgart.
Dengan tersingkirnya wakil Jerman, partai semifinal nanti hanya akan diisi oleh wakil Italia dan Turki yang masing-masing diwakili dua tim.
Igor Gorgozola Novara akan menghadapi juara bertahan, Vakifbank Istanbul. Sedangkan wakil Italia yang lain, Imoco Volley Conegliano akan berhadapan dengan Fenerbahce Opet Istanbul. Pertandingan semifinal akan dilaksanakan pada 2 dan 11 April mendatang.
Igor Gorgozola Novara akan menghadapi juara bertahan, Vakifbank Istanbul. Sedangkan wakil Italia yang lain, Imoco Volley Conegliano akan berhadapan dengan Fenerbahce Opet Istanbul. Pertandingan semifinal akan dilaksanakan pada 2 dan 11 April mendatang.
Igor Gorgozola Novara Susah Payah Memperpanjang Rekor Kemenangan kedelapan Beruntun di Liga Champion
0Credit foto: cev |
Pada pertandingan tersebut tim tuan rumah harus menang dengan skor berapa pun untuk maju ke semifinal setelah di pekan lalu mengalahkan Dinamo dengan skor 3-2 di Moscow.
Tuan rumah langsung tancap gas di set pertama. Serangan demi serangan tuan rumah tak mampu dibendung tim tamu hingga di TTO kedua tuan rumah memimpin 16-10. Setelah TTO kedua, wakil Rusia mencoba meningkatkan serangan. Namun rapatnya pertahanan Cucine Lube mampu meredam dan mengakhiri set pertama dengan 25-16.
Di set kedua Dinamo Moscow merubah strategi dengan lebih banyak menekan lawan. Hasilnya perolehan poin di set ini sangat ketat. Selisih poin tak lebih dari 2 hingga kedudukan sama kuat pada skor 18. Sorakan 3.345 pendukung tuan rumah akhirnya membuat Cucine Lube Civitanova kembali memimpin dan mengakhiri set dengan skor 25-21.
Tak ingin peluang semifinal pupus, Dinamo Moscow mengerahkan seluruh kekuatan dan strategi untuk merebut set ketiga. Bahkan mereka sempat unggul 14-10. Namun berkat kecerdikan setter tuan rumah asal Brasil, Bruno Rezende yang melihat celah pertahanan tim tamu akhirnya Dinamo Moscow harus melepaskan mimpinya tampil di semifinal saat set ini berakhir 25-21.
Top skor pada pertandingan ini dipegang oleh Yoandy Leal yang menyumbang 16 poin untuk tuan rumah. Sedangkan MVP diberikan kepada Tsevan Sokolov, opposite Cucine Lube yang menyumbang 15 poin. Sedangkan pencetak poin terbanyak bagi Dinamo Moscow adalah Dick Kooy yang menyumbang 12 angka.
Pada pertandingan semifinal nanti Cucine Lube Civitanova sudah ditunggu wakil Polandia PGE Skra Belchatow. Ini sangat menarik, karena kedua tim sebelumnya telah bertemu pada pertandingan kejuaraan dunia antarklub 2018, 26 November tahun lalu. Saat itu wakil Italia berhasil menang dengan skor 3-1. Partai semifinal nanti merupakan kesempatan emas bagi PGE Skra Belchatow untuk membalas dendam atas kekalahan tersebut.
Pada partai semifinal lainnya akan mempertandingkan antara Sir Colussi Sicoma Perugia melawan Zenit Kazan, 2 dan 11 April nanti.
Cucine Lube Civitanova Kandaskan Mimpi Dinamo Moscow Lolos ke Semifinal Liga Champion
0Photo by: cev |
Pada pertandingan pertama pekan lalu Igor Gorgonzola mengalahkan Allianz MTV Stuttgart dengan skor 3-1 di kandang lawan. Saat itu Paola Egonu menjadi bintang pertandingan dengan mencetak 33 poin.
Sepanjang sejarah kedua tim belum pernah mencapai semifinal kejuaraan CEV Liga Champion Bola Voli Eropa. Namun di musim ini Igor Gorgonzola Novara telah menjelma menjadi tim yang sangat perkasa. Mereka menjadi satu-satunya tim yang tak terkalahkan dalam tujuh pertandingan sejauh ini.
"Kami merasa terhormat bisa berada di perempatfinal. Kami menghadapi tim yang sangat kuat dan pemain kelas dunia. Kami harus menampilkan permainan terbaik di pertandingan kedua nanti. Semoga itu menjadi pertandingan yang menarik dan memberikan hasil yang memuaskan bagi kami." harap Deborah van Daelen, kapten Allianz MTV Stuttgart.
Meski hanya butuh dua set saja, Igor Gorgonzola Novara tak ingin dipermalukan di depan pendukungnya sendiri. Mereka bertekad melanjutkan rekor kemenangan beruntun mereka menjadi delapan.
Dan menjadi modal mereka di pertandingan semifinal menyusul tiga tim yang telah lolos sebelumnya. Yaitu Fenerbahce Opet Istanbul, Imoco Volley Conegliano dan Vakifbank Istanbul.
Igor Gorgonzola Novara Bertekad Cetak Kemenangan Kedelapan Beruntun
0![]() |
Photo by: cev |
Pertemuan kedua tim merupakan partai perulangan pertandingan perebutan peringkat ketiga 12 tahun silam. Dimana saat itu Dinamo Moscow berhasil meraih medali perunggu Liga Champion Bola Voli Eropa 2007 Putra.
Tapi kini, Cucine Lube berpeluang lebih besar untuk tiket maju ke babak berikutnya. Berbekal kemenangan 3-2 di kandang lawan, mereka semakin percaya diri mengalahkan Dinamo Moscow di hadapan pendukungnya sendiri.
"Satu kaki kami telah mencapai target musim ini, semifinal CEV Liga Champion 2019. Kami harus memainkan permainan voli terbaik untuk mengalahkan mereka. Dinamo Moscow tim yang kuat, pada pertandingan di Rusia mereka bertarung hingga bola terakhir. Namun kami yakin bahwa para pendukung kami akan sangat membantu dalam mencapai tujuan kami." Kata Dregan Stankovic, kapten Cucine Lube Civitanova.
Sebaliknya, meski kalah di pertandingan pertama di kandang, Dinamo Moscow bukannya tanpa peluang. Mereka pun bisa lolos ke semifinal dengan syarat menang 3-0 atau 3-1. Jika pertandingan berakhir dengan kedudukan 3-2 untuk kemenangan Dinamo Moscow, maka set emas akan dihitung untuk menentukan tim yang lolos ke semifinal.
Menyusul tiga tim yang telah lolos ke semifinal sebelumnya, yaitu Sir Colussi Sicoma Perugia, Zenit Kazan dan PGE Skra Belchatow.
Perebutan Tiket Terakhir Semifinal Liga Champion Voli Eropa 2019 Putra
0![]() |
Image by: bola.com |
Tosser Samator, Yosvani Gonzales Nicolas, menilai Indonesia sebenarnya memiliki pevoli berkualitas. Itu sudah dibuktikan dengan enam pemain timnas voli putra yang berada satu tim dengannya.
Namun, Nicolas memiliki penilaian lain soal perkembangan voli di Indonesia. Hanya bermain di dalam negeri saja tak cukup. Pemain asal Kuba itu menyarankan pevoli Indonesia untuk berani berkarier di luar negeri.
"Kalau Anda berkarier di luar negeri, Anda akan menjadi pemain asing dan di sana termotivasi membawa nama negara semakin baik. Pemain voli harus menambah pengalamannya dan tidak puas dengan apa yang diraihnya,” kata Nicolas.
Seperti diketahui, selama bertahun-tahun Samator menjadi klub voli putra yang paling banyak menyumbang pemain ke timnas. Enam pemain yang mereka miliki saat ini adalah Rendy Tamamilang, Rivan Nurmulki, Nizar Julfikar, Machfud Nurcahyadi, Yudha Mardiansyah Putra, dan Galih Bayu Saputra.
Mayoritas pemain Samator saat ini pun telah bergabung sejak menjuarai Proliga edisi 2016 dan 2018. Kebanyakan pemain lokal klub asal Surabaya itu tidak memutuskan hengkang karena telah menjadi didikan klub sejak remaja.
“Pengalaman bermain di luar negeri itu penting. Pemain akan merasakan atmosfer baru dan bisa membagikannya kepada pemain lokal lain. Saya harap ada usaha di Indonesia untuk membawa pemain bisa berkarier di negara Asia lain misalnya,” imbuh Nicolas yang telah bergabung Samator sejak musim lalu itu.
Selama ini, pevoli Indonesia memang jarang ditemui berkarier di luar negeri. Sebaliknya, Proliga justru menjadi magnet bagi pevoli Thailand, Malaysia, dan negara Asia lainnya sebagai jujugan untuk berkompetisi.
Pemain Asing Samator Sarankan Pevoli Indonesia Berkarier di Luar Negeri
0![]() |
Jawa pos radar solo |
Proliga 2019 menjadi debut seorang Shindy Sasgia Dwi Yuniar Liswanti sebagai atlet bola voli profesional. Perempuan 21 tahun ini bergabung dengan tim putri Jakarta Elektrik PLN. Dia menjadi satu-satunya atlet voli perempuan asli Solo yang berlaga di liga voli tertinggi di Indonesia itu.
Memiliki tinggi badan 182 centimeter, Shindy, begitu dia akrab disapa, mengaku hasil yang diraih saat ini adalah kristalisasi dari ketekunan yang dijalani di dunia voli. Sebelum direkrut klub voli nasional anak bungsu dari dua bersaudara ini mengenyam beberapa tim profesional dan amatir.
“Dipanggil PLN sebenarnya sejak musim 2018, tapi saya harus menyelesaikan kontrak dengan tim sebelumnya. Pada 2017 saya ikut klub Batam, 2016 di Bekasi,” kata Shindy kepada Jawa Pos Radar Solo saat ditemui di kampusnya belum lama ini.
Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta ini mengaku sebenarnya dia tidak memiliki cita-cita sebagai atlet voli. Selayaknya anak kecil, dia memiliki cita-cita yang dianggap menyenangkan untuk dijalani. Salah satu yang sempat diinginkannya adalah menjadi model. Keinginan itu didukung dengan postur tubuh yang tinggi dan wajah cantik. “Sejak SMP saya sudah kelihatan tinggi,” ucap penyuka nasi goreng ini.
Berawal dari tawaran menjadi model sebuah produk baju batik di Kota Solo, Shindy mulai mencoba peruntungan. Tawaran pertama saat kelas 2 SMP itu diterima dan sukses. Kemudian menjadi candu, setiap gelaran peragaan busana terus diikuti. Tetap rajin berjalan di catwalk, dia diminta sang ayah untuk bergabung di klub voli. Keinginan yang sebenarnya malas untuk dikerjakan, namun dia tak bisa menolaknya. Apalagi harus memulai aktivitas olahraga yang sama sekali belum pernah dilakukan.
"Saya memang hobi olahraga, tapi badminton waktu SD. Ini dipaksa Papa buat ikut voli. Mungkin karena lihat badan saya tinggi. Saya sampai menangis pas pegang bola voli pertama kali,” kisahnya.
Dia masih ingat saat mengikuti latihan kali pertama di SD Cemara Dua dari pukul 16.00 hingga 18.00. Waktu dua jam itu dia habiskan dengan penuh rasa malas. Sepanjang latihan dia terus menangis dan berharap latihan segera selesai. Kesedihan itu tetap berlangsung beberapa hari. Namun sang ayah kembali memaksa untuk mengikuti latihan di hari berikutnya. Hingga akhirnya Shindy pasrah dan harus menikmati kebersamaan dengan tim volinya. “Sampai SMA kelas 1 masih ikut latihan dan mulai diikutkan kejuaraan,” ujarnya.
Bersama tim Popda Kabupaten Boyolali, Shindy memulai kompetisi dengan kekalahan. Mepetnya waktu pembentukan tim menjadi penyebabnya. Namun dari event itu dia mendapatkan keberuntungan. Dinilai bermain apik secara individu, PPLP Daerah Salatiga memanggilnya untuk mengikuti training center. Sebuah program yang menuntutnya untuk berpindah sekolah ke kota orang.
“Saya tidak pernah jauh dari orang tua. Saat itu saya harus pisah. Pada saat itulah saya ingin melakukan hal yang terbaik. Masak sudah jauh-jauh tapi sama saja,” katanya.
Mulai dari titik itulah seorang yang menangis saat memegang bola voli untuk kali pertama kini menjadi open spiker andalan nasional. Namanya pernah tercatat sebagai pemain timnas voli putri Indonesia yang berlaga di Vietnam pada 2016. Menghadapi negara se Asia, Shindy dan kawan-kawan berhasil merebut medali perunggu. Sebuah moment yang paling membahagiakan dalam sejarah karirnya.
Kini ia percaya bahwa perjuangan yang dilakukan selama ini dilakukan membuahkan hasil yang setimpal. Bahkan beberapa keajaiban dapat terjadi sekaligus. Sejak Maret 2018, Shindy kembali menggeluti dunia model di sela-sela bermain voli. Dengan modal tinggi, cantik namun tetap berkulit putih menjadikan dia makin anggun di atas cat walk. (Jawa pos)